Hambatan dan Memajukan Sastra Madura

Berpijak pada fakta terkait lemahnya daya hidup serta kualitas sastra Madura, maka ada pertanyaan mendasar yang dapat dimunculkan,  adakah yang salah dengan sastra Madura? Telah banyak argumentasi dimunculkan. Tapi dua di antaranya yang tampaknya layak untuk dijadikan referensi penyebab kemunduran sastra Madura adalah (1) karena ketidakjelasan strategi dalam mengembangkan sastra Madura serta (2) lemahnya tradisi, baca, tulis, dan lisan di kalangan komunitas sastra Madura.

Kebugaran (fitness) dan sintasan (survival) sastra Madura sangat bergantung pada frekuensi kemunculannya di masyarakat. Semakin sering sastra Madura muncul di masyarakat, maka semakin besar pula kesempatan sastra Madura untuk bertahan hidup.  Untuk mempertahankan dan mengembangkan sastra Madura agar terus hidup dan berkembang, ada beberapa fase yang dapat ditempuh.

Pertama, kenalkan revitalisasi sastra Madura. Sastra Madura harus dioptimalkan penggunannya dalam segenap aspek kehidupan, utamanya penggunaan sastra Madura berbahasa Enggi-Bunten (halus). Segenap penutur asli bahasa Madura dianjurkan untuk membiasakan diri mendengar dan menggunakan sastra Madura baik lisan maupun tulisan. Tahapan ini harus melibatkan Pemerintah Kabupaten, karena Pemerintah Kabupaten adalah satu-satunya institusi yang mampu mengeluarkan kebijaksanaan formal tentang konservasi sastra Madura dalam bentuk Peraturan Daerah. Dalam dunia pendidikan di pulau Madura atau daerah lain yang mayoritas penduduknya adalah penutur bahasa Madura, pengajaran bahasa Madura harus mampu disisipkan sastra-sastra Madura yang pengajarannya tidak hanya sebatas pengajaran pengetahuan saja, namun lebih menjurus pada praktek dan pembiasan. Pantun-pantun, paparegan, tembhang berbahasa Madura wajib dimunculkan pada acara yang mengandung dimensi budaya seperti lomba-lomba, festifal, dan seminar budaya

Kedua, lakukan kodifikasi beserta sosialisasinya. Tahapan ini dilakukan dengan cara merumuskan kodifikasi atau pembakuan bahasa Madura dibidang ejaan, istilah, tatabahasa dan leksikon (Kusnadi, 2008), sehingga kerancuan yang terjadi dalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya menuliskan kata dalam bahasa Madura tidak terjadi lagi. Setelah kodifikasi ada, maka sosialisasikan kodifikasi ini pada sluruh instansi yang ada di Madura utamanya pendidikan. Kamus bahasa Madura yang diterima dan digunakan seluruh masyarakat Madura haruslah ada. Dengan adanya Standarisasi ini akan memudahkan melakukan pendokumentasian karya-karya sastra Madura

Tulisan berkelanjutan

  1. Sastra Madura: Potensi, Realita, dan Harapan
  2. Potensi dan Apresiasi Masyarakat Madura Terhadap Sastra Madura
  3. Hambatan dan Memajukan Sastra Madura

Ketiga, munculkan semangat renaisansi buku berbahasa madura. Ketika tahap revitalisasi sukses, dan semua penduduk Madura dan penutur bahasa Madura telah mulai terbiasa dengan hadirnya sastra Madura, maka tahap yang kedua ini dapat dilaksanakan. Tahap ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada kaum intelektual, sastrawan, pendidik,  budayawan Madura untuk menulis buku sastra berbahasa Madura massive seperti kumpulan tembhang, dungngeng dan pantun. Buku-buku ini haruslah beredar tidak hanya di pulau Madura saja tapi harus didistribusikan ke seluruh kawasan Nusantara. Tujuan tahapan ini adalah pengenalan sastra Madura secara intensif kepada masyarakat Nusantara.

Keempat, promosikan sastra dan budaya madura. Tahapan ini dilakukan melalui berbagai media seperti surat kabar dan televisi. Forum-forum resmi seperti seminar, lokakarya dan konfrensi tentang sastra Madura harus diagendakan secara rutin tiap tahun di setiap daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura. Ruang pemberitaan, siaran-siaran berbahasa Madura harus diusahakan ada pada tiap daerah di Madura atau daerah yang mayoritas penduduknya penutur asli bahasa Madura. Kegiatan promosi lainnya seperti lomba-lomba dhungngeng, nembhang, sendilan, membuat puisi dan prosa berbahasa Madura haruslah diselenggarakan setiap tahun.

Kelima, lakukan konservasi sastra madura. Ketika empat tahapan di atas telah dilewati dengan sukses, ini menunjukkan kepada kita bahwa sastra Madura telah berkembang dengan baik. Perkembangan ini harus dicermati dengan seksama agar eksistensi dan kemurnian sastra Madura tetap terjaga. Konservasi ini dilakukan dengan cara melakukan kegiatan inventarisasi, penelitian di bidang sastra dan diskusi-diskusi tentang sastra Madura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.