Gua Sukarno sebagai destinasi wisata baru di Sumenep mulai banyak dikunjungi wisatawan. Paling tidak pada pasca lebaran tahun ini minat masyarakat sekedar menikmati rekreasi liburan mulai beralih ke Gua Sukarno. Lalu seperti apa keberadaan gua yang menjadi sorotan itu sebenarnya. Berikut konstributor Lontar Madura, Yan Kay menurunkan tulisannya.
*****
Gua Sukarno mulai trend dan banyak dikunjung para wiasatawan, Gua ini terletak di desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Jawa Timur.Gua eksotis yang ramai di perbincangkan,terutama di tengah masyarakat ini mulai dilirik keberadaannya oleh banyak orang. Untuk mencukupi minat berkunjung dalam mengamankan kendaraan tumpangannya, kini telah dikembangkan lahan parkir seluas kurang lebih 2000 meter persegi. Demikian pula akses masuk ke lokasi gua cukup mulus dan nyaman. Menurut pengelola Gua Sukarno sebagian area lahan parker ini akan dibangun beberapa kios tempat berjualan.
Menurut pengelolanya, Hairul Anwar, keberadaan Gua Sukarno sudah ada ratusan tahun yang lalu dengan luas gua sekitar 3000 m2 dengan kadalaman 12 – 17 meter. Dalam gua ini mampu menampung ribuan orang di dalamnya. Gua Sukarno sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Sumenep adalah gua alami, meski segian lainnya tempak bekas galian yang di ambil batunya oleh masyarakat sekitar yang dinilai terkandung kadar posfat dan dijual ke luar Madura.
Baca juga: Dari Wangsit Sukardi sampai Gua Sukarno
Banyak pihak menanyakan, mengapa dinamai Gua Sukarno?. Menurut cerita dulu gua tersebut pernah menjadi rumah sepasang suami istri yakni Sukardi dan Puhana. Sukardi adalah pemeluk agama Islam Kejawen dan mempunyai pengikut yang mengagumi sang proklamator yang juga presiden RI pertama, Soekarno,.Sebagai bentuk kekagumannya dia meletakkan nama Sukarno di dinding gua. Karena gua ini tidak mempunyai nama,maka orang-orang menamakan gua ini sebagai gua Soekarno.
Sepasang suami-istri itu sekarang sudah meninggal dunia. Akhirnya gua yang didiaminya dibiarkan terbengkalai sampai pada suatu hari,datanglah seseorang yang kemudian dikenal nama Khairul Anwar penduduk sekitar dan menggagas gua untuk dijadikan obyek wisata. Dari gagasan itulah kemudian pihaknya menyulap gua ini dan direnovasi tanpa meninggal kesan dan nilai-nilai artistik. Gua ini setelah direnovasi masih tampak alami dan menakjubkan.
Benturan antara sejarah dan mitos kelak terjadi di sini. Hhe..