KH. Mas Mansur, Ulama Santun dan Sederhana

oleh Badrut Tamam Gaffas
KH Mas Mansur merupakan pribadi teladan yang istimewa bagi saya, sejak kecil saya sudah biasa mendengar kisah-kisah heroik dan perjuangan dakwah Kiai sederhana asal Surabaya ini, almarhumah Ibu saya seringkali dengan bersemangat menceritakan penggalan – penggalan riwayat KH Mas Mansur. sampai-sampai sewaktu kecil saya lebih suka dipanggil ‘Mansur’ dan justru marah manakala dipanggil nama saya yang sebenarnya, entahlah mengapa bisa demikian yang pasti sosok KH Mas Mansur telah membuka jalan ketertarikan bagi saya untuk mempelajari jalan panjang pergerakan bangsa beserta tokoh – tokohnya.Cerita yang menarik adalah tentang semangat belajar KH Mas Mansur yang tinggi,

Beliau begitu haus akan ilmu sehingga dengan rajin dan tekun menuntut ilmu hingga sukses merampungkan M3 (Madura, Makkah dan Mesir), beliau juga harus berkali-kali hijrah (Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta) sebagai konsekuensi dari jalur pergerakan yang ditempuhnya.

Beliau, KH Mas Mansur termasuk dalam Keluarga Besar Sagipodin (Bani Gipo) yang dikenal memiliki akar yang kuat di kalangan Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama, Kedua Cucu Sagipodin yakni KH Mas Mansur dan KH. Hasan Basri (Hasan Gipo) merupakan dua tokoh penting dalam pertumbuhan Muhammadiyah dan NU, yang seorang dipercaya sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah sementara yang seorang lagi mendapat amanat sebagai Ketua Tanfidziyah NU Pertama.

Satu lagi catatan penting yang jarang diungkapkan oleh media adalah ihwal wafatnya KH Mas Mansur dalam tahanan NICA pada tahun 1946, ternyata KH Mas Mansur tidak mengalami penahanan biasa melainkan di eksekusi mati dengan disuntik darah kera sehingga akhirnya wafat dalam tahanan pada tanggal 25 April 1946.

KH Mas Mansur dengan kehalusan dakwah dan pribadinya yang sederhana begitu dihormati oleh Bung Karno. Dalam beberapa suratnya di Pengasingan Bung Karno menanyakan beberapa soal-soal agama kepada Mas Mansur, bahkan konon KH Mas Mansur diminta secara khusus oleh Bung Karno untuk menjadi penghulu dan menikahkannya dengan Fatmawati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.