Rokat Pandhãbã, Ritual Membersihkan Diri Dari Nasib Buruk

Makna Simbol Dalam Pelaksanaan Ritual Rokat Pandhãbã

Perlengkapan pelaksanaan ritual rokat Pandhãbã

Dalam setiap ritual apapun selalu ada perlengkapan yang harus dipenuhi sebagai syarat terlaksananya kegiatan adat dan budaya. Demikian pula dalam ritual rokat Pandhãbã, ada beberapa perlengkapan yang harus dipenuhi sebagai simbol ritual.

Ada makna tertentu dari semua persyaratan kelengkapan peralatan yang dibutuhkan. Makna simbol tersebut di antaranya;

  1. Air tujuh sumur

Air  bermakna sumber kehidupan. Air adalah unsur penting tumbuh dan berkembangnya manusia. Air juga disimbolkan sebagai sarana untuk mensucikan diri dari segala kotoran.

  1. Kembang seribu jenis

Bermakna bahwa manusia akan menjalani kehidupan yang penuh warna

  1. Duri seribu macam

Merupakan simbol bahwa dalam menjalani kehidupan kita akan senantiasa berhadapan dengan aral, rintangan, dan halangan.

  1. Kue serabi yang dijadikan tongkat dengan diapit bambu seukuran si anak

Bermakna bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya membutuhkan tongkat sebagai penguat dan penopang. Kue serabi disimbolkan sebagai sebuah harapan agar si anak yang melakukan ritual rokat mudah menerima dan menyerap ilmu pengetahuan.

  1. Tebu

Menjadi simbol sebuah doa agar si anak nanti akan merasakan kebahagian dalam menjalani kehidupannya.

  1. Kain kafan

Merupakan pengingat bagi kita bahwa dalam menjalani kehidupan kita harus memiliki hati yang bersih, jujur, dan sederhana.

  1. Bantal dan tikar

Simbol ini memberikan pesan bahwa dalam menjalani kehidupan kita harus seimbang. Bekerja, berdoa, dan beristirahat harus memenuhi porsinya masing-masing. dll.

Prosesi Pelaksanaan Ritual Rokat Pandhãbã

Pelaksanaan ritual rokat biasanya melibatkan para undangan. Tetangga dekat, keluarga , dan kerabat tuan rumah sebagai undangan mengawali prosesi rokat dengan membaca Alquran secara bersama-sama, dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh seorang tokoh agama di desa tersebut.

Sebelum melaksanakan ritual rokat, yang harus dilakukan adalah menyiapkan ember besar diisi air yang diambil dari tujuh sumur  sesuai arah mata angin. Kemudian bunga seribu jenis ( kembhãng racok saѐbu ) dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air. Ayam hidup diikat di kaki kursi tempat anak yang akan dirokatt nanti duduk untuk dimandikan. Sementara itu, semua perlengkapan yang lain diletakkan di dekat kursi si anak.

Dari dalam rumah, anak yang akan diruwat / rokat dipasangi kain kafan dengan cara diselempangkan sebagai baju, topi dari anyaman daun siwalan ( rabunan ) dipasang di kepalanya, dan tongkat yang terbuat dari bambu dengan jepitan kue serabi dipegang di tangannya.

Setelah semuanya siap, Ki Dalang Renggit sebagai pelaksana ritual menuntun anak tersebut keluar dari dalam rumah menuju halaman tempat pelaksanaan prosesi rokat dengan duri di sebelah kanan dan kiri jalan sambil membaca kidung permohonan keselamatan terhadap anak yang akan diruwat dengan irama tertentu yang lebih dikenal dengan nama “mamaca”

Setelah sampai di halaman, sambil memegang cemeti/cambuk, Ki Dalang Renggit melakukan prosesi tanya jawab kepada si anak. Siapa namanya, siapa orang tuanya, dari mana asalnya, dan mengapa berada di tempat ini. Si anak pun menjawab pertanyaan tersebut.

Kemudian setelah proses tanya jawab tersebut, masuklah ayah dari si anak menemui Ki Dalang Renggit dan mengaku bahwa dialah orang tua dari si anak. Awalnya Ki Dalang Renggit tidak percaya dan akan mencambuk anak tersebut. Orang tua si anak kembali menyampaikan bahwa dia benar-benar ayah dari si anak.

Setelah Ki Dalang Renggit yakin dengan pengakuan tersebut, maka Ki Dalang Renggit bersedia menyerahkan anak tersebut kepada orang tuanya dengan tebusan. Adapun tebusan yang diminta meliputi ; tebu, bantal dan tikar, nasi lengkap dengan lauk ayamnya, buah siwalan, buah kelapa, buah pisang, dll, yang semuanya sudah lengkap disediakan di area prosesi rokat.

Ketika semua persyaratan tebusan sudah terpenuhi, kemudian Ki Dalang Renggit memulai ritual memandikan si anak dengan air kembang seribu jenis sebagai simbol membersihkan diri dari segala kesalahan dan dosa. Dilanjutkan oleh kedua orang tuanya, kemudian secara bergiliran semua keluarga menyiramkan air di sekujur tubuh anak tersebut sambil memasukkan uang sesuai keikhlasan mereka ke dalam ember sebagai simbol bahwa semua keluarga bersedia membantu kehidupan si anak yang nantinya uang tersebut menjadi hak si anak atau diberikan kepada pelaksana ritual.

Selesai anak tersebut dimandikan, ayam yang diikat di bawah kursi dilepas sebagai simbol pelepasan nasib buruk, buang sial, dan lepas dari musibah apapun. Bunga seribu jenis yang dipakai memandikan kemudian diambil dan dibawa ke jalan simpang empat di desa tersebut untuk diletakkan di sana bersama dengan bubur lima warna, sebuah ketupat berisi beras kuning tanpa dimasak dan jajanan pasar.

Kemudian Ki Dalang Renggit mengambil empat ketupat yang telah disiapkan dan satu persatu ketupat itu dilemparkan ke masing-masing arah yakni arah barat, selatan, timur, dan utara sebagai simbol bahwa kemanapun nantinya anak yang sudah diruwat itu pergi untuk mencari nafkah maka akan dimudahkan rejekinya.

Dengan selesainya ritual melempar ketupat tersebut maka prosesi rokat sudah berakhir dan si anak kembali masuk untuk berganti pakaian.

Pengaruh Ritual Rokat Pandhãbã Terhadap Kehidupan Sosial

Masyarakat Desa Bluto sejak dulu sampai hari ini dikenal sebagai masyarakat yamg memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dalam kehidupan bermasyarakat mereka yang senantiasa mengedepankan kerjasama dalam melaksanakan sebuah kegiatan. Termasuk dalam hal ini kegiatan pelaksanaan ritual rokat.

Dari awal persiapan pelaksanaan ritual seperti mendirikan tenda untuk melaksanakan ritual, mengumpulkan perlengkapan alat dan bahan sebagai persyaratan ritual, masyarakat sudah mulai terlibat. Hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sangat terasa dalam persiapan pelaksanaan ritual rokat.

Tuan rumah sebagai orang yang mempunyai hajat melaksanakan rokat akan mengundang tetangga, keluarga, dan kerabatnya untuk menyaksikan ritual rokat dengan melakukan doa bersama demi keselamatan keluarga mereka.

Kehadiran undangan dalam acara ritual rokat menjadi salah satu cara membangun keharmonisan dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. Semuanya bertemu, berkumpul, berinteraksi, saling bersilaturahmi dan mendoakan.

Dari prosesi ritual rokat ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa untuk membangun kehidupan yang rukun, saling menghargai, saling membantu, dan bekerjasama bisa dimulai dari hal yang mungkin sederhana. Kesederhanaan prosesi ritual rokat dapat memperkuat semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kita senantiasa disadarkan bahwa sebagai makhluk sosial kita membutuhkan orang lain.

Pentingnya Melestarikan Ritual Rokat Pandhãbã

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.