Rokat Bârlobârân, Permohoan pada Musim Hujan Agar Membawa Berkah

Ibu-ibu bebondong-bondong menuju Goa Kandhalia untuk ikut serta melaksanaan rokat bârlobârân (foto Siti Aisyah)

Tỏkang Pỏtỏs

Tugas dari tỏkang pỏtỏs adalah sama dengan hakim dipengadilan, yaitu yang memberi keputusan. Keputusan ini diperoleh dari perdebatan antara tampa karsa dan kalẻbun ( tergantung pada siapa saja yang tubuhnya dirasuki oleh roh nenek moyang yang memang salah satu diantara dua orang ini) dengan opas parẻnta dan jârâgân seperti yang sudah dipaparkan diawal, kemudian untuk memutuskan hal apa saja, misalnya : tentang sesajin tambahan, katompa’an yang harus dilepas sesuai permintaan roh nenek moyang, maka tugas Tỏkang Pỏtỏs yang memberi keputusan akhir yang kemudian hasil keputusan ini diterima oleh apẻl dan disampaikan pada masyarakat yang juga ikut serta dalam pelaksanaan ritual.

Selain itu, tugas tỏkang pỏtỏs adalah membaca doa. Doa yang dibaca perpaduan dari tiga bahasa : bahasa Arab, Madura, dan Jawa. Prosesi pembacaan doa ini, kalau kita lihat pada penayangan gambar dilaksanakan berbarengan dengan penyerahan sesajin (yang sudah dijelaskan di awal) kepada warga. Saat warga berebut mengambil barang bawaan masing-masing tỏkang pỏtỏs membacakan doa dengan didampingi tampa karsa. Pada akhir pembacaan tampa karsa menaburkan beras kuning dari atas bukit goa Kandhalia

Selain palaku rokat yang wajib di atas terdapat pula pelaku pendukung yakni adalah warga, dikarenakan tempat rokat yaitu Gua Kandhalia berada di perbatasan 3 desa maka yang ikut serta memeriahkan adalah warga desa Langsar, Pagar Batu, dan Tanjung. Dengan kata lain tidak semua warga ikut serta melainkan yang masih percaya dengan mitos dan sudah biasa selalu ikut serta pelaksanaan rokat.

Proses Rokat Bârlobârân

Rokat bârlobârân dalam setahun dilaksanakan dua kali yang masing-masing memiliki tujuan berbeda, rokat yang pertama yakni rokat pembuka atau permohonan dan yang kedua yakni rokat penutup atau ucapan syukur. Rokat pembuka maupun penutup untuk pelakuserta pelaksanaannya sama dan yang memberbedakan adalah untuk rokat pertama empat proses rokat tersebut dilaksanakan semuanya tetapi untuk rokat yang kedua yaitu penutup hanya melaksanakan 2 proses yaitu proses ketiga atau rokat ngorok somor dan keempat atau rokat bârlobârân serta sesaji berupa perahu.

Adapun penjelasan proses pelaksanaan rokat sebagai berikut.

Rokat Pembuka atau Rokat Persiapan Pada rokat pembuka atau rokat persiapan dilakukan mulai dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB. Segala aktivitas yang berhubungan dengan rokat ini dilakukan di halaman gua mulai dari menyembelih kambing, masak hingga mempersiapkan sesaji yang digunakan dalam rokat pembuka atau rokat persiapan.

Tepat pukul 14.00 WIB pelaksanaan Rokat pembuka atau rokat persiapan dilaksanakan di mulut goa dengan posisi melingkar dan di tengah terdapat sesaji yang dimulai dengan membaca surat Yusuf oleh para keturunan sesepuh dan ada yang mengartikan yang disebut paněgěs dengan menggunakan bahasa Madura yang dinyanyikan atau kějŭng lalu dilanjutkan dengan dhikir bersama. Konon katanya tidak ada satupun yang bisa membaca atau mengartikan kitab yang dilantunkan oleh paněgěs kecuali orang yang mendapat amanah untuk menjaga kitab tersebut. Kitab tersebut dari daun lontar dengan tulisan carakan.

Setelah itu menempatkan sesaji yaitu taker ke tempat-tempat yang dianggap mempunyai sejarah dan sakral mulai dari halaman goa hingga dalam goa yaitu patapa’an, persidangan, partamanan, pamandiěn, dan tempat lainnya. Lalu, dilanjutkan makan bersama.

Suasana pelaksanaan rokat bârlobârân menuju Goa Kandhalia dan penempatan sesaji oleh Kalẻbun (Foto Siti Aisyah)

Rokat Ngorok Somor

Rokat ngorok somor merupakan rangkaian kedua proses rokat yaitu pengambilan air dari tujuh sumur yang ada di Desa Langsar dan sekitarnya. Rokat ngorok somor dilakukan setelah adzhan ashar, dimulai dari sumur tertua yaitu somor kari (sumur kari), somor addhas (sumur addhas), somor marsa (sumur marsa), somor talongtong (sumur talongtong), somor parse (sumur parse), somor penang (sumur penang), somor rendang (sumur rindang).

Pelaksanaan rokat ngorok somor

diawali ngŏbběr dhŭpa kemudian membuang air sumur sebagai tanda membuang atau membersihkan kotoran, lalu dilanjutkan dengan mengambil air sumur lagi lalu dicampur dengan kembang tujuh rupa dan daun sebagai tempat kembang tersebut dijadikan panětěs air tersebut sebanyak tujuh kali putaran sambil bercahe yaitu melantunkan syair atau mantra dengan pole melingkar yaitu mengelilingi sumur, selanjutnya sisa air dimasukkan kedalam botol yang telah disediakan.

Begitupun sama halnya dilakukan ke sumur-sumur lainnya tanapa terkecuali untuk sumur selanjutnya tidak ada kembang tujuh rupa dan air dari ketujuh sumur tersebut dijadikan dalam satu botol yang akan digunakan proses rokat selanjutnya.Setelah sesampainya di somor rendang (sumur rindang) yang merupakan sumur terakhir diadadakan doa dan makan bersama.

Selama perjalanan rokat ini tidak ada sumur yang dikunjungi atau melakukan cahě, tetapi juga tempat bersejarah seperti bŭjŭ’ dan tempat pertemuan sekaligus musyawarah para sesepuh atau ahli tapa. berada di Desa Langsar pada pukul 15.00 (setelah adzan ashar). Accâm rajâ merupkan yg besar konon usiabta ratusan tahun yaitu berada di pinggir jalan tepatnya arah jalan masuk ke gua yaitu di Desa Kebundadap

Di awali dengan ngŏbběr dhŭpa oleh pelaku rokat yang dilakukan secara satu persatu lalu dilanjutkan bercahě, kemudian berjalan melewati beberapat titik tempat yang di anggap bersejarah yaitu těgělăn dan bercahě. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju accâm rajâsesampainya di sana istirahat sejenak lalu melanjutkan kembali yaitu bercahě sekaligus pemandian air kelapa kepada seorang keturunan dari sesepuh.

Accâm Rajâ

Accâm rajâ merupakan tempat bersinggahnya ju’ Marju dalam menata benang untuk menguji kesaktiannya dengan kakaknya yang bernama ju’ Kamoning. Pada rokat ini berkumpul di rumah atau kediaman salah satu sesepuh yang berada di Desa Langsar Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Berkumpul di rumah atau kediaman salah satu sesepuh yang  berada di Desa Langsar pada pukul 15.00 (setelah adzan ashar). Accâm rajâ merupkan yg besar konon usiabta ratusan tahun yaitu berada di pinggir jalan tepatnya arah jalan masuk ke gua yaitu di Desa Kebundadap

Di awali dengan ngŏbběr dhŭpa oleh pelaku rokat yang dilakukan secara satu persatu lalu dilanjutkan bercahě, kemudian berjalan melewati beberapat titik tempat yang di anggap bersejarah yaitu těgělăn dan bercahě. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju accâm rajâ sesampainya di sana istirahat sejenak lalu melanjutkan kembali yaitu bercahě sekaligus pemandian air kelapa kepada seorang keturunan dari sesepuh.

Rokat bârlobârân

Rokat bârlobârân sebagai tahapan ritual yang paling inti yang bertempat di Goa Kandhalia Dusun Karoka Desa Langsar Kabupaten Sumenep. Titik awal

yang menjadi pusat berkumpulnya para pelaku rokat dan masyarakat serta sesaji yang akan diguanakan saat rokat yaitu di kediaman atau rumah Muhammad Ilyas selaku keturunan ke-7 yang masih hidup sekaligus pemegang kitab. Tepat setelah adhzan dhuhur sekitar pukul 13.00 pelaksanaan rokat bârlobârân yang diawali dengan ngŏbběr dhŭpa yang dilakukan oleh para pelaku rokat secara satu persatu lalu dilanjutkan bercahě, kemudian berjalan menuju goa yang tidak melewatkan beberapat titik tempat yang di anggap bersejarah yaitu těgělăn dan bercahě

Sesampainya di goa sesaji rokat di masukkan ke dalam goa dan makanan yang dibawa oleh masyarakat agar mendapat keberkahan dari rokat. Lalu, dilanjutkan para pelaku rokat melakukan nyŏnsŏn atau menyapa para sesepuh yang sudah meninggal di dalam goa. Setelah itu melakukan pojien atau cahě dilanjutkan pembagian nyior untuk diletakkan ke dalam goa yang dipanggil secara satu persatu sesuai gelar dan tugasnya sekaligus pengambilan air 7 rasa yang berada didalam goa. Air dari dalam goa sangat di nanti-nanti masyarakat karena dipercaya bahwa air tersebut mengandung khasiat salah satunya yaitu menyembuhkan macam penyakit, sehingga masyarakat rela berdesak-desakan demi mendapat air tersebut.

Kemudian bercahě kembali dilanjutkan pembagian nyior untuk diletakkan kedalamhalaman goa yang dipanggil secara satu persatu sesuai gelar dan tugasnya. Lalu pembacaan doa dan makan bersama keluarga di halaman goa.

Tulisan ini disarikan dari  “Tata Cara Pelaksanaan Rokat Bārlobărăn  di Desa Langsar Kecamatan Saronggi  Kabupaten Sumenep”,  ditulis oleh Siti Aisyah, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sendratasik FBS UNESA

(https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/apron/article/view/29340)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.