Revitalisasi Spirit Etika Telah Pudar?

Banyak nilai dan spirit etika budaya yang perlu direvitalisasi dalam kehidupan ini. “Misalnya koko ban sokkla (kukuh pendirian/keyakinan dan berkeagamaan), saduhuna (apa adanya), pa’a’ nyander ka tokol (kesatria),  kar-ngarkar colpe’ (kerja keras), asel ta’adina asal (tidak lupa diri) dan sebagainya” imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, koko ban sikla disini memiliki makna teguh pendirian dan keyakinan. Artinya orang Madura adalah masyarakat taat dan memiliki keteguhan pendirian dalam beragama. Ini yang seharusnya terus ditumbuhkan dalam diri.

Begitu juga, saduhuna, sikap apa adanya ini cenderung menghadirkan sifat kejujuran dan kepolosan dan kesederhanaan. Tak ada trik dan intrik. Tak ada tipu daya dan muslihat. Inilah sebenarnya sikap awal masyarakat madura yang perlu tetap diteladani dan dikembangkan dalam kehidupan masyarakat. Sikap ini biasanya diikuti oleh sikap kesatria yang diejawantah kan dalam pa’a nyander ka tokol.

Dalam semangat yanglain, ada etos kerja dan semangat kerja yang membara. Ini ditandai dengan adanya kar-ngarkar colpe’. Orang madura memang cenderung untuk memiliki etos kerja dan semangat kerja tinggi ini. Ini juga perlu ditanamkan dalam hidup masyarakat sekarang. Namun demikian, semangat kerja ini tidak pudar begitu saja dengan meninggalkan asalnya ketika mereka berhasil. Asel tal’adina asal adalah sebuah perwujudan kecintaan akan sesame dan pengeja wantahan sikap rendah diri serta meng hindarkan kesombongan diri dengan tetap mengingat asalnya. Ya, bukan si Malin Kundang yang kemudian melupa kan ibunya dan dikutik jadi batu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.