Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Panembahan Ronggo Sukowati Pembangun Kota Pamekasan

▲ Menuju 🏛 Home ► Tokoh Madura ► Panembahan Ronggo Sukowati Pembangun Kota Pamekasan

Ditayangkan: 06-11-2013 | dibaca : 2,638 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Panembahan Ronggo Sukowati dikenal sebaqai pembangun Kota Pamekasan. Saat ini makamnya banyak dikunjungi peziarah, teratoma mereka yang sedang berburu jabatan.

ronggosukowati 2Membicarakan sejarah Pa­mekasan, tentu tak bisa dilepaskan dari riwayat Panembahan Ronggo Su­kowati. Raja inilah yang membuat nama Pame­kasan dikenal kemudian hari menyu- sul kebijakannya waktu itu. Yaitu keberhasilannya membuat perubahan pada pemerintahan dan melakukan pembangunan di wilayah kekuasaannya. Salah satu perubahan yang paling fundamental adalah di- pindahkannya pusat pemerintahan dari dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras.

Panembahan Ronggo Sukowati juga disebut-sebut sebagai raja pertama di Pamekasan yang secara te- rang-terangan mengembangkan Aga-ma Islam di kraton dan rakyatnya. Jalan Sejimat di Alun-Alun Kota dan Masjid Jamik Pamekasan yang konon didirikannya menjadi bukti.

Sayang, pada beberapa situs pen- inggalannya sampai saat ini belum ditemukan adanya inskripsi atau prasasti yang bisa menjelaskan ke- pastian waktu dia memerintah Pame­kasan. Para ahli hanya memerkira- kan, Ronggo Sukowati memerintah Pamekasan sekitar paruh kedua abad XVI, ketika pengaruh Mataram mulai masuk Madura.

Riwayat Ronggo Sukowati lebih banyak dikenal lewat legenda mau- pun cerita-cerita tutur tentang kehe- batannya. Dia disebut berkuasa di Pamekasan menggantikan ayahnya, Bonorogo alias Pangeran Nugeroho. Saat Ronggo Sukawati mulai meme- gang kekuasaan, wilayah Pamekasan masih terbagi dalam beberapa kera- jaan kecil. Misalnya, wilayah Blim- bingan diperintah oleh Pangerah Nu- goro, adiknya, dan daerah Jamburi- ngin diperintah Pangeran Suhra dari keturunan Palakaran, Arosbaya.

Suatu hari, saat baru dilantik menjadi raja, dia mendapatkan per- sembahan satu landian keris dari seseorang. Hari berikutnya, dia memeroleh hadiah sebuah rangka keris dari tamu yang berbeda. Beberapa hari kemudian, datang pula orang lain membawakan untuknya isi keris. Setelah dibawa ke seorang mpu, ternyata landian, rangka, dan isi keris itu cocok satu sama lain.

Keris tersebut kemudian dia beri nama Jokopiturun, yang kelak kemu­dian hari menewaskan Panembahan Lemah Duwur dari Arosbaya. Kejadi- an ini bermula saat Panembahan Le­mah Duwur berkunjung ke Pame- kasan untuk bersilahturahmi. Sambutan ramah Ronggo Sukowati dibarengi dengan acara menangkap ikan tamunya di Rawa Si Ko’ol.

Para pengiring Panembahan Le­mah Duwur turun ke rawa untuk menangkap ikan dengan bertelan- jang dada. Demikian pula dengan para pengawal Ronggo Sukowati, diperintahkan terjun ke rawa untuk membantu. Namun berbeda dengan para pengiring Lemah Duwur, pengawal-pengawal Ronggo Sukowati tidak membuka pakainnya sama sekali. Mungkin karena hal ini, tiba- tiba Panembahan Lemah Duwur tanpa minta diri langsung pulang ke Arosbaya diiringi menteri-menterinya.

Melihat ada yang tidak beres, Penembahan Ronggo Sukowati pun mengejarnya. Sampai di Sampang, dia mendapat penjelasan dari saudaranya, Adipati Sampang. Bahwa Panembahan Lemah Duwur sempat berhenti dan bersandar di sebuah pohon di Desa Larangan. Seketika itu, Ronggo Sukowati menghunus keris Jokopiturun, menusukkannya di pohon tersebut, dan kembali ke Pamekasan.

Selang beberapa hari, dia menda­pat surat dari istri Panembahan Le­mah Duwur yang mengabarkan bah­wa sang suami telah meninggal dunia akibat bisul besar di pinggangnya. Mengetahui berita ini, Ronggo Suko­wati marah pada dirinya dan membuang keris Jokopiturun di Rawa Si Ko’ol. Tiba-tiba, begitu keris itu jatuh ke rawa, terdengar suara; “umpama keris Jokopiturun tidak dibuang, Jawa dan Madura hanya selebar daun kelor”.

Demi mendengar suara itu, Rong­go Sukowati sangat menyesal, dan memerintahkan pengawal-pengawal- nya mencari Jokopiturun. Tapi sayang, keris itu tidak dapat ditemukannya lagi.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Adat Robo’an Digunakan Menangkal Konflik
      📚 Tradisi Madura
    • Sekitar Lahirnya Hari Jadi Kabupaten Sumenep
      📚 Sejarah Madura
    • Menikmati Indahnya Air Terjun Kokop
      📚 Wisata Madura
    • Agama Primitif Orang Madura
      📚 Budaya Madura
    • Islam dan Budaya Madura
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close