M. Tabrani, Pemuda Madura: Tokoh Sentral Dibalik Sumpah Pemuda dan  Kelahiran Bahasa Indonesia

Disusun oleh: Dr. Kadarisman Sastrodiwirjo M.Si,.

Pendahuluan

Proklamasi Kemerdekaan  17 Agustus 1945 yang menyatakan kemerdekaan Indonesia kepada dunia,  juga   merupakan momentum  lahirnya negara dan bangsa Indonesia yang lengkap dengan bahasa nasionalnya, Bahasa Indonesia.

Namun lama sebelum  itu, ada peristiwa penting yang memberikan kontribusi besar bagi proklamasi ini, yaitu ikrar para pemuda yang dikenal dengan   SUMPAH PEMUDA pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda ini mengikrarkan terbentuknya rasa  satu kesatuan tanah air, Tanah Air Indonesia; satu bangsa, Bangsa  Indonesia;, dan satu bahasa, Bahasa Indonesia. Dengan Sumpah Pemuda maka banyak hal yang sudah tuntas ketika Indonesia merdeka, terutama tentang bahasa kesatuan. Di balik Sumpah Pemuda, berlangsung suatu proses kebangsaan dengan tokohnya M.Tabrani yang berasal dari Kabupaten Pamekasan, Madura.

 Manusia dan  Bahasa

Salah satu kelengkapan yang sangat vital bagi kehidupan manusia di dunia, adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia bisa berkomunikasi satu sama lain, bekerjasama, dan saling membantu dalam mencapai tujuan bersama. Tanpa bahasa akan terjadi silang sengkarut dan kehancuran peradaban.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya: “Di antara petunjuk tentang kekuasaan Rabbani adalah diciptakan dan ditinggikannya langit tanpa tiang, diciptakannya bumi yang luas dan lebar, keberagaman bahasa, dan perbedaan warna kulit kalian. Sungguh semua ini mengandung pelajaran bagi setiap orang yang berilmu.” (QS Ar-Rum (30) : 22). Ayat ini menegaskan bahwa bahasa yang beragam di atas bumi  adalah salah satu ciptaan Allah yang sekaligus merupakan tanda kebesaranNYA. Disebutkan juga dalam Al Qur’an bahwa ada beberapa orang Rasul yang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dianugerahi kemampuan menguasai banyak bahasa, seperti Nabi Adam AS, dan Nabi Sulaiman AS.

Setiap bangsa, suku bangsa, atau bagian dari itu, pasti memiliki bahasa  yang merupakan alat komunikasi dan perekat antar mereka. Bangsa Indonesia telah memiliki bahasa resmi yang merupakan bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia, yang wajib dipelihara dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan kehidupan bangsa. Pepatah Madura mengatakan “merte bhasa, merte bhangsa” (merawat bahasa, berarti merawat kehidupan bangsa).

Semula di bumi Nusantara ditemui banyak sekali bahasa yang dikenal sebagai bahasa daerah. Bahasa yang  paling besar adalah bahasa Jawa. Sedang bahasa yang paling luas dipergunakan adalah Bahasa Melayu yang dipergunakan di lautan, pesisir, perdagangan antar pulau di wilayah Asia Tenggara secara meluas Karena itu bahasa ini disebut lingua franca.(Saputra, 2002,:80)

Kelebihan bahasa Melayu yang menguntungkan adalah sifat kesederajatannya atau jarak antar penutur yang setara. Bahasa Melayu juga memenuhi syarat untuk menjadi bahasa persatuan, sehingga banyak tokoh pergerakan di Jakarta, terutama M.Yamin yang menginginkan bahasa Melayu menjadi  bahasa Nasional. Keinginan ini ditentang keras oleh M Tabrani yang berpendapat bahasa Nasional adalah Bahasa Indonesia.

Proses Kelahiran Sumpah Pemuda

Bangsa Indonesia yang selama beratus tahun berada di bawah cengkeraman penjajahan, mulai merasakan butuhnya sebuah kemerdekaan. Sebagaimana pendapat Toynbe yang mengatakan bahwa perubahan dimulai oleh kelompok kecil yang kreatif (ceative minority), di Indonesiapun para pemuda memelopori pergerakan menuju kemerdekaan.

Kelahiran Budi Utomo menandai kebangkitan rasa nasionalisme diikuti dengan lahirnya Jong Java, Jong Sumatra Bond, Jong Celebes, dan banyak lagi lainnya.

 Mereka mulai mengadakan pertemuan yang bersifat national wide. Dalam berbagai pertemuan, masalah bahasa menjadi topik yang hangat.

Bagi bangsa Indonesia kedudukan bahasa Indonesia merupakan:

Pertama, sebagai alat komunikasi antar warga.

Kedua, sebagai penanda. “Bahasa menunjukkan bangsa,” kata pepatah.

Ketiga, sebagai perekat atau pemersatu bangsa.

Bangsa Indonesia memperoleh anugerah besar dari Yang Maha Kuasa, karena ketika memproklamasikan kemerdekaannya, dan negara Indonesia lahir, masalah bahasa sudah selesai jauh sebelumnya. Hal ini terjadi karena kelahiran bahasa Indonesia telah dikukuhkan dalam sebuah SUMPAH PEMUDA dalam Kongres Pemuda kedua pada tahun 1928. Dalam Kongres Pemuda tersebut diikrarkan SUMPAH PEMUDA yang berbunyi:

“Kami bangsa Indonesia berbangsa satu, bangsa Indonesia,bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbahasa satu, BAHASA INDONESIA.

 Dalam UUD RI tahun 1945, bahasa Indonesia diberi kedudukan sebagai bahasa negara yang  dicantumkan  dalam pasal 36 yang berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”.

Bahasa Indonesia sebagai perlambang linguistik bagi negara Indonesia, menjadi  bahasa resmi negara, dengan fungsi bahasa antar budaya dan antar daerah. Selanjutnya bahasa Indonesia menjadi bahasa pemerintahan, bahasa pendidikan,  bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta bahasa kesenian yang memerlukan pengungkapan linguistik. .

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang melahirkan kesadaran nasional.

Ini terjadi karena kegigihan perjuangan M.Tabrani putra daerah Pamekasan, yang puncaknya berupa ikrar dalam Sumpah Pemuda.

Sosok Tokoh M.Tabrani

(Dikutip dari DECO), Mohammad Tabrani Soerjowitjitro dikenal dengan M.Tabrani,  lahir di Pamekasan 10 Oktober 1904. Meninggal 12 Januari 1984, dikubur di TPU Tanah Kusir,   Jakarta Selatan. Tabrani anak ketiga dari sembilan bersaudara, putra dari pasangan R.Pandji Soeradi Soerowitjitro dan R. Aju Siti Aminah.

Tabrani sekolah di HIS Pamekasan lanjut ke MULO dan OSVIA di Bandung. Dikenal sebagai tokoh Jong Java, Tahun 1925 Tabrani memimpin Harian Hindia Baroe. Sewaktu kuliah di Universitas Koln, Jerman (1926-1930), beliau juga membantu beberapa surat kabar di Indonesia.

Setelah kembali ke tanah air karier di bidang jurnalistiknya kian menanjak. Tabrani kemudian menjadi pemimpin Majalah Reveu Politik di Jakarta (1930-1932) Memimpin Surat Kabar Sekolah Kita di Pamekasan (1932-1936) dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Pemandangan (Juli 1936-Oktober 1940 dan Juli 1951-April 1952) dan Mingguan Pembangunan.

.Melalui Surat Kabar Pemandangan, Tabrani memperjuangkan Petisi Soetardjo yang intinya menuntut Pemerintah Hindia Belanda agar Indonesia diberi kesempatan memiliki Parlemen sendiri (tahun 1936).

Tahun 1930 Tabrani bergabung dengan Dinas Penerangan Pemerintah bagian Jurnalistik, kemudian bagian Kartutik dan Dokumentasi. Pada tahun ini Tabrani menjabat Ketua Umum Persatoean Djurnalis Indonesia (PERDI) di Jakarta periode 1039-1040.

Menurut Sadik (1917: 59) Tabrani kemudian hijrah dari Bandung ke Jakarta dan bergabung dengan Yamin asal Sumatra yang menjadi panutan kelompok pemuda pejuang di Jakarta. Kemudian para pemuda pejuang itu sepakat untuk menyelenggarakan Kongres para pelajar seluruh Indonesia.

Dikutip dari merdeka.com. pada tahun 1926 Kongres dilaksanakan dan Tabrani menjabat Ketua Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1926 di Longe Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia.

Pada Kongres ini  Yamin dan tokoh-tokoh yang sepaham dengannya  memperjuangkan “Bahasa-bahasa Indonesia” yang mengacu kepada bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan bukan Bahasa Indonesia. Yamin membahas Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu yang potensial menjadi bahasa persatuan. Dalam penyusunan Ikrar, Yamin menyebut “menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu  bahasa Melayu”.

Tabrani menentangnya dan menyuarakan konsep kebangsaan dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan bangsa, karena pada saat itu manusia Indonesia masih bersifat kesukuan atau kedaerahan, dan mengutamakan kepentingan daerah atau sukunya masing-masing. Hal ini nampak dari lahirnya organisasi-organisasi pemuda masa itu, seperti Jong Java, Jong Selebes, Jong Sumatra dan  lainnya. Menurut Tabrani, apabila kita sudah memiliki Tanah Air Indonesia dan menjadi sebuah bangsa yaitu Bangsa Indonesia, maka sangat seharusnyalah kalau bahasanya adalah Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan. Karena perbedaan pendapat ini,  Kongres Pemuda I tidak melahirkan ikrar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.