Le-alle Bengko, Permainan Anak Madura yang Kompetitif

Rumah-rumah tempat tinggal yang terletak dalam satu taneyan lanjang (halaman panjang) ini tidak dibatasi pagar. Rumah yang satu dengan rumah yang lain saling berdekatan dan berderet men­jadi dua baris yang berhadap-hadapan, dan di tengah-tengah inilah anak-anak melakukan permainan dengan menggunakan tiang-tiang pada setiap sudut ” soda” rumah yang mereka umpamakan sebagai “bengko” (rumah) oleh anak-anak dalam permainan le-alle bengko.

Permainan le-alle bengko ini sudah lama dikenal dan dimain­kan oleh anak-anak. Kapan permainan ini dimulai dan siapa yang mula-mula memainkan tidak ada yang mengetahui. Yang jelas per­mainan ini sudah ada sejak dahulu dan biasa dimainkan oleh anak-anak. Anak-anak sangat menggemarinya, karena le-alle bengko ini sangat mudah dimainkan selain tidak perlu mengeluar­kan biaya karena yang menjadi alat utama adalah tiang rumah yang sudah ada, juga aturan-aturan dari permainan ini tidaklah rumit. Oleh karena itu permainan le-alle bengko dikatakan merak­yat, sebab dapat dimainkan oleh siapa saja dengan tidak memba­tasi kelompok sosial. Di samping itu cara memainkannya pun sa­ngatlah sederhana, sesederhana cara berpikir dan pola hidup orang desa. Jadi penduduk desa yang petani, peternak, buruh tani, ne­layan atau pun pelaut sama saja. Artinya anak-anaknya akibat pe­ngaruh kemampuan orang tuanya yang hidup rata-rata di bawah garis kemiskinan sering memainkan permainan-permainan yang se­derhana tidak memerlukan biaya.

Apabila kita kaji dari pola permainan le-alle bengko ini sangat­lah sederhana, diperkirakan bahwa permainan ini asli dimainkan oleh anak-anak petani di daerah ini yaitu di daerah yang berumah taneyan lanjang. Sedangkan dilihat dari kata le-alle bengko berarti yang telah disebutkan di atas, mungkin bisa diartikan rumah yang berpindah. Dahulu pemindahan rumah di desa berbeda dengan di kota. Jika di kota, yang pindah adalah orangnya tetapi rumahnya tidak turut pindah. Sebaliknya di desa-desa Madura umumnya dan khususnya di daerah Sampang, yang pindah adalah rumahnya ke­mudian menyusul orangnya. Rumah yang pindah ini adalah ke­rangkanya yang dipikul beramai-ramai oleh para sanak dan tetang­ganya secara bergotong-royong.

Hal seperti di atas sesuai dengan permainan le-alle bengko yang merupakan suatu permainan khas sesuai dengan kondisi ling­kungan di mana keadaan sosial masyarakatnya telah melatar be­lakangi budaya dalam bentuk permainan ini, yang memperlihatkan adanya keija-sama yang didukung oleh faktor kegotong-royongan di antara warga masyarakat yang masih terjalin baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.