Kesenian di Madura: Erat dengan Konteks Historis dan Kebudayaan

Genre kesenian yang berkembang di Madura boleh lah dikatakan sangat unik dan khas. Di Madura, seni musik, nanyian, tarian, maupun pertunjukkan, bergabung bersama, seringkali terpisah sehingga membentuk entitas yang berbeda, walaupun seringkali bersatu membentuk konfigurasi yang membingungkan. Tidak mudah mengklasifikasikan kesenian Madura dalam terminologi kesenian Barat, hal ini diakui oleh Bouvier. Loddrok misalnya, tidak dapat diklasifikasikan sebagai opera atau operet per se, karena memiliki unsur komedi yang berhiaskan nyanyian.

Meskipun kesenian di Madura tidak dapat dipisahkan secara taksonomis, namun terdapat perbedaan antara ‘kesenian agama’ dengan kesenian umum. Kesenian agama di sini, walaupun menggunakan terma agama sebagai payung, namun hanya merujuk pada kesenian yang berkembang melalui tradisi Islam Madura. Oleh karena itu, model kesenian ini dinamakan oleh Bouvier sebagai kesenian Islam. Dalam konteks historis yang membentuk Madura, terutama Sumenep, yang telah lama terpapar dengan berbagai kebudayaan, hal ini berpengaruh besar terhadap bentuk kesenian yang berkembang di Madura, khususnya Sumenep. Kedatangan Islam misalnya, memberikan dampak yang tidak sedikit dalam membentuk kesenian di Madura.

Kesenian yang ada di Madura, secara ringkas, dapat dilihat dari dua hal: intrumentasi dan genre. Instrumentasi sendiri dilihat dalam tiga konteks: musik, instrumen, dan orkes yang terbagi dalam tujuh kelompok: tongtong adalah bunyi yang berasal dari batang bambu atau akar bambu), orkes okol (orkes kecil dengan jumlah pemain yang berbeda-beda, instrumennya seringkali berupa tongtong), saronen (biasanya muncul ketika Karapan Sapi, berbentuk seperti kerucut [mirip terompet kecil] terbuat dari pohon jati), gamelan (sama dengan gamelan Jawa dan merupakan ciptaan bangsawan keraton yang memiliki hubungan kekerabatan dengan bangsawan Jawa), gambus (alat musik dawai yang berasal dari budaya Arab yang terbuat dari kayu dadap), terbhang (sebuah tambur kulit berbadan datar yang kemungkinan besar datangnya dari masyarakat Arab, atau rebana rebanna dalam bahasa Madura), dan orkes melayu (termasuk genre musik pop dan dangdut).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.