Interaksi Islam Kangean dan Kebudayaan Pendatang

Kesimpulan

Pulau Kangean mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan Jawa, Bawean, dan Madura. Keyakinan keagamaan diinterpretasi dan dianalisis dalam konteks kebudayaan Kangean sehingga menghasilkan Islam Kangean. Perwujudan Islam Kangean nampak pada ritual, numerologi, kepercayaan terhadap makhluk halus, dan kekuatan magis religius. Dalam kenyataannya, Islam Kangean memiliki respon yang bervariasi terhadap berbagai aspek kehidupan.

 Referensi

  1. Abdullah, T. 1987 Islam dan Masyarakat. Jakarta: LP3ES.
  2. Arsip Nasional Republik Indonesia 1978 Memori Serah Jabatan 1921–1930 (Jawa Timur dan Tanah Kerajaan). Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 10. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  3. Badan Pusat Statistik Sumenep 1999 Sumenep dalam Angka l999. Sumenep: BPS.
  4. Beatty, A. 2001 Variasi Agama di Jawa Suatu Pendekatan Antropologis. Terjemahan A.F. Saifuddin. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
  5. Bouvier, H. 2002 Lebur! Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura. Terjemahan R.S.
  6. Hidayat dan J. Couteu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  7. Budiwanti, E.2000 Islam Sasak Wetu Telu versus Wektu Lima. Yogyakarta: LKiS.
  8. Bustami, A.L.
  • 1990 ‘Masuk dan Berkembangnya Islam di Pulau Madura’, Majalah IKA IKIP MALANG 5:1–23.
  • 1990 ‘Santri sebagai Pe nguasa: Dinasti Bendara Saud di Kasultanan Sumenep Pada Abad XVIII’ Jurnal Pesantren 7(1):66–77. Jakarta: P3M.
  • 1997 ‘Sejarah, Etos, dan Perilaku Sosial Orang Madura’, dalam Aswab Mahasin, dkk (peny.) Ruh Islam dalam Budaya Bangsa, Aneka Budaya Jawa, Jilid 2. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal.  hlm.323–356.
  • 2001a Sadeging: Pandangan Orang Pulau Kangean tentang Penyembuhan Penyakit ISPA pada Balita. Tesis S2 Jurusan Antropologi FISIP UI Tidak Dipublikasikan. Jakarta: Universitas Indonesia.
  • 2001b Muhammadiah, Persatuan Islam, dan Nahdlatul Ulama: Interaksi Antarorganisasi Keagamaan di Pulau Kangean. Makalah disajikan pada Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia ke-2, Universitas Andalas, Padang, 18–21 Juli.
  1. De Jonge, H. 1989 Madura dalam Empat Jaman (terjemahan). Jakarta: KITLV dan PT. Gramedia.
  2. Farjon, I. 1980 Madura and Surrounding Island: An Annotated Bibliography. The Hague, Martinus Nijhoff: Bibliograpahical Series 9, KITLV 9.
  3. Federspiel, H.M. 1996 Persatuan Islam Pembaharuaan Islam di Indonesia Abad XX. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
  4. Geertz, C. 1988 Abangan, Santri, dan Priyayi Pada Masyarakat Jawa. Terjemahan Aswab Mahasin. Jakarta: Pustaka Jaya.
  5. Haidar, Ali 1994 Nahdhatul Ulama dan Islam di Indonesia Pendekatan Fiqh dalam Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  6. Jordan, R.E 1985 Folk Medicie in Madura (Indonesia). Leiden: Rijks Universiteit.
  7. Kuntowijoyo 1980 Social Change in An Agrarian Society: Madura 1850–1940. New York: Columbia University.
  8. Mulkhan, A.M. 2000 Islam Murni dalam Masyarakat Petani. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
  9. Nakamura, M. 1983 The Crescent behind the Banyan Tree. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
  10. Niehof, A.B. 1985 Women and Fertility in Madura. Leiden: Rijks Universiteit.
  11. Noer, D. 1982 Gerakan Modern Islam di Indonesia 1990–1942. Jakarta: LP3ES.
  12. Peacock, J.L. 1978 Purifiying the Faith: The Muhammadiah Movement in Indonesian Islam. Menlo Park, California: The Benyamin/Cumming Publishing Company.
  13. Robertson, R. (peny.) 1988 Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Terjemahan A.F. Saifuddin. Jakarta: CV. Rajawali Press.
  14. Salam, S. 1962 Sekitar Wali Sanga. Kudus: Menara Kudus
  15. Smith, D.E. 1985 Agama dan Modernisasi Politik. Terjemahan M. Husein. Jakarta: CV. Rajawali Press.
  16. Suparlan, P. 1995 The Javanese in Suriname: Ethnicity in an Ethnically Plural Society. Arizona: Arizona
  17. State University. 2001 ‘Konflik Keyakinan Keagamaan dalam Konflik Antarsukubangsa’, Antropologi Indonesia  25(66):23–33.
  18. Wiyata, A.L. 2002 Carok Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura. Yogyakarta: LKIS

Tulisan ini merupakan makalah yang dipresentasikan dalam panel: ‘Mempertimbangkan Agama dalam Membangun Bangsa Menuju Masyarakat Multikultural’, pada Simposium Internasional Jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA ke-3:‘Membangun Kembali Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika”:  Menuju Masyarakat Multikultural’, 16–19 Juli 2002, Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Penulis  mengucapkan terima kasih kepada Prof. Parsudi Suparlan dan Prof. James J. Fox atas komentar dan kritik-kritiknya.

Tulisan bersambung:

  1. Tradisi, Ritual dan Keyakinan Beragama Masyarakat Kangean
  2. Perbedaan kebudayaan Kangean dengan Madura
  3. Respon Keyakinan Keagamaan Orang Kangean
  4. Legitimasi Subyektif  Pemuka Agama Masyarakat  Kangean
  5. Interaksi Islam Kangean dan Kebudayaan Pendatang

 (Judul asli: “Islam Kangean”;  sumber   : http://www.fisip.ui.ac.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.