Apabila semua pemain telah sepakat, maka dibentuklah kelompok pemain. Dalam melakukan pemilihan kawan kelompok, mereka membanding-bandingkan sesama pemain agar dua orang yang berlawanan itu setidak-tidaknya yang sebaya, sama tinggi. sama kuat dan sama besar. Selanjutnya masing-masing pasangan melakukan “suten”. Pihak yang kalah suten bergabung dengan yang kalah, dan pihak yang menang bergabung dengan yang menang. Jika penentuan anggota kelompok bermain ini telah ditentukan, kemudian mereka melakukan “suten” lagi untuk menentukan kelompok pemenang. Salah seorang sebagai wakil dari kelompoknya melakukan suten kembali, untuk menentukan siapa yang menjadi besang dan siapa yang menjadi pelempar bola. Misalnya kelompok A yang menang suten menjadi pelempar dan kelompok B yang kalah menjadi besang.
Pihak yang kalah (kelompok B), mengambil beberapa keping pecahan gerabah atau tembikar, dan menumpuknya dalam susunan labil di tengah lapangan permainan. Setelah itu, kemudian ditentukan sebuah titik yang beijarak kurang lebih tiga sampai lima langkah dari tumpukan pecahan gerabah tadi. Dari titik inilah, kelompok pemenang (kelompok A) satu persatu melemparkan bola ke arah tumpukan gerabah tadi (lihat gambar).
Pihak yang kalah (kelompok B) berjaga di sekitar tumpukan gerabah, secara tersebar, merata, dengan perhitungan bahwa mereka siap menangkap bola sewaktu-waktu bola dilempar lawan. Kelompok yang menjaga inilah yang disebut besang. Kemudian pihak yang menang (kelompok A) bersiap-siap di sekitar titik lempar, lalu satu persatu melempar bola ke arah tumpukan gerabah dengan tujuan meruntuhkan dan menghancurkan.
Setiap pelempar hanya berhak melempar sampai tiga kali. Bila si pelempar sampai tiga kali melempar belum juga berhasil menentukan tumpukan pecahan gerabah, maka tugasnya segera digantikan teman berikutnya. Dan jika seluruh anggota kelompok tidak ada satu pun berhasil, maka kelompok itu ganti berfungsi sebagai besang. Kelompok yang tadi berjaga (kelompok B) kini menjadi pelempar bola Sebaliknya apabila salah satu lemparan dari kelompok A mengenai sasaran, maka besang (kelompok B) harus secepatnya menangkap bola dan berusaha menembakkan bola ke arah tubuh lawan (kelompok A si pelempar bola), atau melemparkannya pada temannya yang lain dari kelompok B. Maksudnya agar teman tersebut (kelompok B) segera melemparkan bola untuk “ditembakkan” ke arah salah satu tubuh lawan (kelompok A si pelempar bola).
Pembawa bola itu harus tetap berada di suatu tempat tertentu. Tetapi apabila tidak membawa bola, ia boleh mencari tempat yang strategis untuk siap menerima bola dan menembakkannya ke arah salah satu musuhnya yakni kelompok A. Ada pun pihak pelempar bola (kelompok A) yang sekarang menjadi sasaran tembakan bola lawan (kelompok B), harus berusaha menghindar dari kemungkinan ditembak dengan bola. Mereka akan lari bercerai-berai menjauhi pemenang bola (anggota kelompok B). Ketika bola ditembakkan dan tidak mengenai tubuh salah satu pemain lawannya (kelompok A), ada kalanya bola itu jauh terpelanting dan tidak tertangkap oleh si besang (kelompok B).