Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Gema Kyai Semantri Prajan Melawan Kafir Belanda.

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Gema Kyai Semantri Prajan Melawan Kafir Belanda.

Ditayangkan: 02-09-2017 | dibaca : 2,224 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 4.00 out of 5)
Loading...

Kyai Prajan, Barisan dan Mentalitas Inlander

Oleh:Syarif Hidayat Santoso

Ilustrasi

Sejarah tentang Kyai Semantri Prajan yang melawan Belanda serta Tentara Madura binaan Belanda yang disebut Barisan hampir tidak pernah kita dengar kecuali melalui tradisi lisan (oral tradition) orang-orang sepuh dahulu. Nama Kyai Semantri Prajan memang kalah tenar dibandingkan tokoh Trunojoyo maupun pejuang Madura lainnya lalu. Padahal, menurut Almarhum Kuntowijoyo (1989), pemberontakan Kyai Semantri dari Prajan merupakan pemberontakan penting rakyat Madura abad 19.

Kyai Semantri Prajan merupakan salah satu tokoh yang disegani oleh komunitas Madura saat itu. Catatan pemerintah Hindia Belanda seperti yang termaktub dalam Javaasch Courant dan De Lokomotief menyebut bahwa Kyai Semantri merupakan magnet hidup populer bagi masyarakat Sampang. Langgarnya sering dikunjungi masyarakat perdikan Prajan dan kampung sekitarnya serta menjadi basis mobilisasi melawan Belanda. Kyai yang satu ini dituding oleh pemerintah Belanda sebagai tokoh pelanggar peraturan kolonial Belanda dan karenanya harus dihabisi. Langgar dan kampungnya diserang milisi Barisan pada 10 Desember 1895 (Kuntowijoyo:1989)

Perlawanan Kyai Prajan yang dipadamkan Barisan merupakan sebuah pelajaran penting dalam sejarah kolonialisme Belanda di Madura. Kyai Prajan dan Barisan menunjukkan dua sisi dikotomis kemerdekaan yang diperjuangkan di Madura masa itu. Yaitu terdapat tokoh pribumi anti Belanda serta terdapat pribumi Madura yang mau menghamba kepada Belanda. Barisan sendiri merupakan militer Madura dibawah komando pemerintah kolonial serta dibina instruktur Eropa sejak tahun 1813 sampai menjelang perang dunia Kedua. Sejak pertengahan abad 18, sebagian rakyat Madura memang sudah membantu Belanda dalam perang Cina Jawa tahun 1741-1743, Perang Padri, Perang Diponegoro, Perang Aceh bahkan berdinas di Benteng-benteng Belanda di Srilangka, Malaysia dan Makassar.(Huub De Jonge:1989).

Milisi Madura ini biasa diledek sebagai Belanda hitam. Data lain menunjukkan bahwa Marechaussee (Marsose) yang terkenal dalam Perang Aceh sebagian diantaranya berasal dari Madura dan terkenal akan kebengisannya. Fakta inipun didukung oleh folklor rakyat Sumenep tentang legenda Pangeran Dipenogoro yang ditawan Barisan di Benteng Kalimo’ok usai perang Diponegoro. Seperti yang diuntai dalam cerita rakyat Sumenep, pangeran Diponegoro yang tertawan Belanda kemudian ditukar dengan tokoh Jidin yang wajahnya mirip Diponegoro asli. Jidin (Diponegoro palsu) inilah yang kemudian dibawa Belanda menuju Manado dan Makassar untuk menjalani masa pembuangan.

Terlepas benar tidaknya legenda Diponegoro dalam folklor Sumenep, hal ini sudah membuktikan tentang adanya mentalitas keberpihakan orang Madura terhadap Belanda seperti yang ditunjukkan militer Madura dalam Barisan dan juga sebagian raja-rajanya. Mentalitas inilah yang dalam studi budaya sering disebut mentalitas inlander, dimana seorang rakyat atau penguasa harus bermental pamongpraja dan mau mengabdi utuh kepada kekuasaan tuannya. Mentalitas inlander dalam sejarah Madura telah melanggengkan kolonialisme pikiran yang ditanamkan hidup-hidup dalam otak sebagian rakyat Madura. Mentalitas ini telah meminta korban yaitu dihabisinya perlawanan jihad fi sabilillah yang digemakan Kyai Semantri Prajan untuk melawan kafir Belanda.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Bahasa Madura Sebagai Alat Pemersatu Orang Madura
      In Sastra Madura
    • Legenda Kiai Abdurrahman atau Kiai Raba dari Pamekasan
      In Tokoh Madura
    • K. Ali Barangbang, Kisah Kiyai Mengajari Kera Ngaji
      In Tokoh Madura
    • Menikmati Alam Keindahan Madura dari Atas
      In Wisata Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Tradisi Ritual Samman dalam Masyarakat Madura
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Berakhirnya Kerajaan Singasari
    • Peninggalan Sejarah Budaya di Pulau Sepudi Sumenep
    • Inilah Silsilah Asta Sindir dan Para Adipasi Sumenep

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close