Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Asta Karang Sabu dan Masa Tumenggung Kanduruan

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Asta Karang Sabu dan Masa Tumenggung Kanduruan

Ditayangkan: 23-10-2014 | dibaca : 10,510 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pintu Gerbang Asta Karang Sabu

Pintu Gerbang Asta Karang Sabu

Asta Karang Sabu terletak di Kelurahan Karangduak Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep. Sebagai asta-asta (kuburan para tokoh/kesatria pada masa kerajaan), Asta Karang Sabu memiliki sejarah maupun legenda tersendiri, tentu yang berkait erat sejarah Sumenep.

Salah satu tokoh yang tak kalah menarik untuk dijadikan perhatian, yaitu Raden Tumenggung Kanduruan yang bergelar Raden Tumenggung Notokusumonegoro. Ia memerintah Sumenep pada tahun 1559-1562 M, dan keratonya terletak di Karangduak. Raden Tumenggung Kanduruan ini yang menurunkan Adipati / Bupati di Sumenep hingga 15 keturunan dari garis laki-laki. Sedang keturunan terakhir yang menjadi penguasa Sumenep adalah Raden Mohammad Tahir Tumenggung Prabuwinoto pada tahun 1925-1928 M.

Menurut catatan, Raden Tumenggung Kanduruan adalah putra dari Sultan Alam Akbar Al-Fatah (Raden Patah) yaitu Raja Demak Bintoro yang berkuasa pada tahun 1478-1518 M, sedang Raden Patah merupakan putra dari Raja Majapahit yaitu Parbu Brawijaya V dari hasil perkawinannya dengan putri keturunan Cina yang bernama Indrawati. Tumenggung Kanduruan, pada masa remajanya pernah mengabdi kepada Saudara Ayahnya yaitu Ratu Japan yang bernama Dewi Mas Kumambang.

Konon menurut cerita, Raden Tumenggung Kanduruan menjadi raja Sumenep setelah mendapat perintah dari Ratu Japan untuk menyerang Sumenep dan membawa pangeran Sumenep (Pangeran Siding Puri) baik dalam keadaan hidup maupun mati. Hal ini terjadi karena Ratu Japan yang masih cucu Pangeran Siding Puri merasa tersinggung kepada Pangeran yang menolak cintanya.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Sekep: Lambang Kejantanan Laki-Laki Madura
      📚 Budaya Madura
    • laut maduraSekilas Falsafah “Abhântal Ombâ’ Asapo’ Angèn”
      📚 Budaya Madura
    • Keunikan Budaya Madura
      📚 Budaya Madura
    • Sejarah Bangkalan, dari Legenda sampai Panembahan Pratanu
      📚 Sejarah Madura
    • Acara Pernikahan dalam Masyarakat Madura
      📚 Tradisi Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close