Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Abd. Sukur Notoasmoro, Menoreh dan Menjaga Tradisi Lisan Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Tokoh Madura ► Abd. Sukur Notoasmoro, Menoreh dan Menjaga Tradisi Lisan Madura ► Page 2

Ditayangkan: 28-05-2015 | dibaca : 8,008 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Pernah dulu, menurut Saidi, Pak Sukur yang sudah udzur didatangi oleh Rektor Universitas Jember. Tujuannya salah satunya mengenai rencana menghapus tanda baca hamza atau bhisat (‘) dalam bahasa Madura, untuk menyelaraskan dengan penulisan bahasa Jawa dan Indonesia, atau diganti dengan huruf “k”. Tentu saja rencana itu ditolak oleh Pak Sukur. Dan setelah mendapat penjelasan dari Pak Sukur, rencana itu harus diurungkan, karena jelas berakibat bisa menghilangkan makna.

“Aik (ayah; red) memberi contoh dua kata yang pelafalannya hampir sama seperti emma’ (ibu) dengan emmak (kakak lelaki), atau embu’ (ibu) dan embhuk (kakak perempuan). Sehingga peran hamza tidak bisa dihilangkan,” kata Saidi.

Contoh lainnya yang diberikan Pak Sukur dalam hal reduplikasi suku kata. Contoh kata “rata”, maka ketika diulang menjadi ta’-rata’an. Sehingga ketika tanda hamza itu dihilangkan maka tidak ada maknanya lagi.

[junkie-alert style=”green”] Semasa hidupnya Pak Sukur banyak menorehkan peran dalam menjaga tradisi lisan Madura ini, yang waktu itu sudah menjadi serpihan-serpihan kecil akibat perubahan jaman dan pengaruh budaya asing. Bersama tokoh-tokoh lainnya Pak Sukur memprakarsai pelaksanaan Sarasehan Bahasa Madura tahun 1973, yang kemudian melahirkan rumusan resmi Bahasa Madura. [/junkie-alert]

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Komentar Anda(2)

SYAHRIAL kUDONATPODHO said on 14-09-2015

Bagaimana dengan Kelg Besar Kudonatpodho & Pratamingkusumo…saya ada Jatah Pesarean Di ASTA TEGGIH….heeee…was

Reply
Lontar Madura said on 17-09-2015

Kami berharap, anda bisa bantu menulis sekilas keluarga Besar Kudonatpodho & Pratamingkusumo untuk Lontar Madura. Terima kasih

Reply

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Thogthog Semarakan Festival Lontar Pamekasan
      📚 Peristiwa Madura
    • Mengabadikan yang Tak Ada di Jawa
      📚 Budaya Madura
    • Berakhirnya Dinasti Cakraningrat di Madura Barat
      📚 Sejarah Madura
    • Madura Dimata Penyair
      📚 Sastra Madura
    • Sastra Madura Sebagai Cagar Ilmu Pengetahuan
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close