Pada masyarakat dan kebudayaan manapun pasti dikenal apa yang disebut sebagai harga diri, baik dalam konsep individual maupun kelompok, termasuk kebudayaan Madura
Month: July 2012
Interaksi Sosial Orang Madura Rantau
Ketika orang Madura membangun interaksi sosial di perantauan, terutama yang menyangkut masalah pernikahan (antaretnik), sangat mempertimbangkan faktor agama
Penyelesaian Sengketa Melalui Carok
Henry Arianto1, Krishna2 Secara umum, dipersepsikan persengketaaan akan muncul karena adanya konflik antara seseorang sebagai…
Dinamika Carok Pada Zaman Dulu dan Sekarang
Henry Arianto1, Krishna2 Dinamika Carok Pada Zaman Dulu Carok dan celurit laksana dua sisi mata…
Carok: Pelecehan Harga Diri dan Terhadap Kapasitas Diri.
Orang Madura yang malo karena dilecehkan harga dirinya kemudian melakukan Carok disebut sebagai pelaku Carok. Akan tetapi, ketika Carok benarbenar terjadi, yang dimaksud dengan pelaku Carok adalah kedua belah pihak, baik pihak yang merasa harga dirinya dilecehkan (yang menyerang) maupun pihak yang dianggap melakukan pelecehan itu (yang diserang).
Kebudayaan Madura Mulai Tergilas Zaman
Madura setidaknya juga harus didirikan lembaga kemasyarakatan yang bernama DISKEBURA (Dinas Kebudayaan Madura). Hal ini penulis anggap penting untuk direalisasikan, sebagai bentuk keperihatinan pemerintah kepada kebudayaan Madura yang kini mulai tergilas zaman.
Tradisi Carok Pada Masyarakat Madura
Sejak kapan tradisi Carok di Madura mulai muncul. Hanya saja sebagian tokoh Madura mengatakan, tradisi Carok mulai mencuat sejak zaman penjajahan Belanda.
Memaknai Kembali Celurit Madura
Di Madura, banyak perguruan pancak silat yang menggunakan celurit untuk berlatih beladiri. Sebab, celurit mempunyai makna filosofis dan penting untuk diaktualisasikan kembali melalui penegasan makna dan nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Madura secara umum.
Apakah Carok Budaya Orang Madura
Istilah carok identik budaya Madura telah merata di seantero jagat. Klaim carok sebagai budaya mungkin perlu ditinjau ulang, Benarkah carok sebagai budaya?