Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Sumenep pada Masa Kemerdekaan

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Sumenep pada Masa Kemerdekaan ► Page 2

Ditayangkan: 07-05-2016 | dibaca : 15,950 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Penerjunan payungPara pemuda Seinindan, Keibodan serta sisa-sisa Korps Barisan Madura, para mantan tentara PETA dan Heiho lalu membentuk Badan Keamanan Rakyat. Selain itu pula bermunculan satuan-satuan perjuangan rakyat seperti Hisbullah, Sabilillah, Pemuda Republik Indonesia dan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo). Karena jumlah pelajar sekolah lanjutan sedikit, maka Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) tidak pernah berkiprah di Madura. Beberapa pelaut Madura serta para pelajar sekolah pelayaran di Sumenep bergabung dengan Tentara Angkatan Laut yang dibentuk di Ujung Surabaya yang kemudian menjelma menjadi BKR-Laut. Satuan-satuan perjuangan ini segera mencoba mempersenjatai diri dengan merebutnya dari tangan tentara dan polisi rahasia Jepang.

Untuk memperlancar roda kehidupan dan pemerintahan maka aparat pemerintahan peninggalan Belanda tetap dipertahankan Jepang agar terus berfungsi. Wakil Syuchokan Cakraningrat diangkat sebagai Residen Madura, tetapi kursi Asisten Residen yang dulu diduduki orang Belanda atau Jepang dikosongkan. Dengan demikian Bupati Bangkalan, Pamekasan (meliputi Sampang), Sumenep menjadi Pengelola tunggal wilayahnya tanpa ada pengawas atau saudara tua penjajahnya lagi. Para Bupati tadi dibantu oleh Patih, Wedana dan Asisten Wedana serta Kepala Desa untuk mengatur pelbagai peringkat pemerintahan wilayah.

Dalam keadaan serba revolusi itu banyak hal yang harus segera dilaksanakan. Setelah pemindahan kekuasaan terlaksana dalam tempo yang singkat, bekas tentara dan aparat pemerintahan Jepang segera diamankan. Untuk melindungi dan menjamin keselamatan jiwa mereka dari amukan rakyat Madura, tawanan perang itu untuk sementara diinapkan dalam rumah penjara. Sesuai keputusan pihak Sekutu maka tentara Inggris dan Australia akan menangani penyerahan dan melucuti persenjataan tentara Jepang.

Ternyata ketegangan muncul lagi ketika tentara Dai Nippon menyerah tanpa syarat kepada tentara Sekutu. Tentara Sekutu datang ke Indonesia dengan diboncengi tentara NICA (Belanda). Keikutsertaan Belanda mempunyai maksud akan mempertahankan status quo seperti keadaan sebelum perang. Memang sudah nasib, belum sempat bangsa Indonesia menyembuhkan luka hatinya, datang lagi Belanda untuk kedua kalinya. Belanda langsung mengambil alih negara mantan jajahannya dari tangan Jepang. Hingga akhirnya rakyat Indonesia mulai sadar bahwa para kaum penjajah sudah tidak layak untuk bertingkah lebih jauh di dalam negeri yang memang sudah menjadi haknya. Mereka berfikir semakin jernih bahwa kalau hal itu dibiarkan maka kehidupan bangsa ini akan semakin terpuruk.

Oleh karena itulah maka muncullah keberanian mereka untuk menolak pihak Belanda yang akan menginjakkan kaki untuk kedua kalinya. Kobaran semangat kemerdekaan semakin membara, dan mereka seakan tidak pernah mengenal rasa takut terhadap semua ancaman yang selalu menghadang di hadapannya. Yang pada akhirnya tetesan darah setiap saat selalu membasahi bumi persada untuk mempertahankan tanah air tercinta ini.

Rakyat di seluruh pelosok Nusantara tergerak untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Manado, Makassar, Bali, Jakarta, Surabaya, Semarang dan termasuk Madura semuanya dengan serentak bergerak. Tujuannya hanyalah satu yaitu melepaskan Indonesia dari cengkeraman penjajah, semua melangkah dengan satu arah, yakni “Merdeka”.Tentara Belanda mulai menyisir setiap jengkal tanah untuk dikuasainya lagi. Para rakyat yang berupaya mempertahankan haknya dianggap sebagai pelaku tindak kriminal. Semua wilayah yang sekiranya dianggap berbahaya dibombardir tanpa ampun sekalipun di sana ada wanita, anak-anak, orang tua jompo dan orang sakit.

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Keturunan Kerajaan Madura Tewas dalam Serangan Mataram
      In Sejarah Madura
    • jembatan-suramadura-malam-hariMadura Untuk Indonesia
      In Budaya Madura
    • Musahur, Pensiunan Guru SD yang Hasilkan Lima Buku Setelah Pensiun
      In Tokoh Madura
    • kesenian-tradisiKesenian Tradisional Kurang Diminati Remaja
      In Peristiwa Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Asal Usul Leluhur Orang Madura
    • Tradisi Meminang Bagi Orang Madura
    • Inilah Silsilah Asta Sindir dan Para Adipasi Sumenep
    • Keberadaan Makam Pangeran Diponegoro: di Sumenep atau Makassar

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close