Pantai Lombang, namanya, mulai dikenal publik di era 1980-an. Pantai ini memiliki pasir putih, hutan cemara udang, dan keindahan pantai pasirnya yang landai
Terletak di Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Madura, tempat ini sering didatangi wisatawan yang tak hanya dari dalam negeri. Turis asal Jerm an, Amerika Serikat (AS), Belanda, Korea, Jepang, Cina, dan negara lainnya, pun pernah bermalam di Pantai Lombang. Mereka bersedia tidur di bangunan terbuat dari bambu dan beratapkan rumbia. Dengan senang hati mereka menikmati keindahan pantai di malam hari dengan alat penerang obor dan lampu teplok.
Pada dekade 1970-an, Pantai Lombang merupakan tempat yang sangat alami. Rimbun pohon cemara yang menurut cerita berasal dari negeri Cina itu tampak tambah tahun makin diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Sumenep sekedar membuang waktu pada saat-saat libu.
Konon, jaman dulu Pantai Lombang tak seindah seperti sekarang ini. Pada suatu ketika datanglah puluhan bahkan ratusan kayu-kayu yang dibawah arus dari tengah laut. Dan potongan kayu-kayu lalu terdampar di pinggir pantai. Uniknya, kayu-kayu tersebut tumbuh menjadi bibit pohon cemara dan akhirnya merimbun demikian lebatnya di sepanjang pantai.
Potongan kayu-kayu itu, konon kata cerita, lantara terjadi musibah perahu yang mengangkut potongan kayu dari atau ke Negeri Cina, dan kemudian hamburan potongan kayu tersebut terbawa arus dan menepi di pantai Lombang.
Namun disayangkan, rimbunan pohon cemara tersebut, makin lama makin berkurang, lantaran ketika terjadi booming bonsai sekitar tahun 80-90an, banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar mulai menggali pohon-pohon yang kemudian dijadikan bonsai dan pepohonan taman sebagai nilai tambahan ekonomi.