Kalau pelaksanaan ingin dipercepat, biasanya dilengkapi dengan pisang susu yang berarti kesusu, jangan lupa sirih dan pisang. Lalu seperangkat pakaian dan ikat pinggang (stagen) yang berarti anak gadinya sudah ada yang mengikat.
Setelah bawaan dari pihak laki-laki digelar diatas meja didepan para tamu sambil dibuka tutupnya untuk disaksikan isinya oleh para pini sepuh ( Sesepuh). Tetapi semua barang yang dibawa disesuaikan dengan kemapuan dari pihak laki-laki.
Setelah adanya penyerahan oleh-oleh tersebut dibawa masuk . Pada pertengahan acara pihak laki-laki supaya anak gadisnya diperkenalkan. Lalu disuruh sungkem kepada calon suami dan pini sepunya yang sudah siap dengan aplop yang berisi uang untuk diberikan kepada calon matunya.
Setelah tamu pulang maka oleh-oleh dikeluarkan lagi untuk dibagikan kepada pini sepuh, sanak famili serta tetangga dekat, untuk memberi tahu anak gadisnya sudah bertunangan. Pada malam harinya calon mantu laki-laki diantar kerabat untuk berkenalan dengan calon mertuanya.
Seminggu kemudian pihak perempuan mengadakan kunjungan balasan dengan membawa nasi lengkap dengan lauk-pauknya antara lain: Hidangan nasi: 6 piring karang benaci ( ikan kambing yang dimasak kecap), 1 waskom gulai kambing, 6 piring ikan kambing masak putih, 6 piring masak ikan ayam masak merah, 6 sisir sate yang besar-besar (1 sisi 10 tusuk), 2 sisir pisang raja.
Balasan jajan untuk untuk calon mantu laki-laki terdiri dari satu tenon nasi lengkap dengan lauknya. Setelah acara lamaran ini maka resmilah pertunangan anak gadisnya dan anak mantunya.