Tidur di Pasir, Tradisi Masyarakat Pesisir Sumenep

Lontar Madura, sempat berbincang-bincang dengan sejumlah nelayan di dusun Tenggina Desa Dapenda. Pengakuan mereka justru ketika dari perahu  setelah melaut, para nelayan biasanya langsung bergulur-gulur di pasir, seakan seluruh tubuhnya bermandikan pasir. Nah, setelah itu katanya, mereka justru segar kembali dan kelelahan yang dirasakan selama melaut, hilang begitu saja. Begitulah mereka melakukan sehari-hari.

Entah, apakah menjadi pembenaran bahwa didalam pasir terdapat unsur mineral yang tinggi?. Biarkanlah ahlinya yang dapat menjawabnya. Namun demikian pasir-pasir pesisir diwilayah Sumenep pada umumnya  memang sangat halus dan bersih, barangkalai karena ditempat ini lebih steril dari pencemaran.

Sebagaimana pasir-pasir yang terdapat di pantai wisata seperti Slopeng, yang dikenal dengan gurun pasirnya, atau pantai Lombang yang berhamparan pasir diantara hutan cemara udangnya. Dan (Pantai (Desa) Lombang  merupakan desa bersebelahan dengan desa Dapenda), termasuk pesisir sepanjang ujung timur daya  kabupaten Sumenep, dari Desa Lapa, Kecamatan Dungkek, Lombang, Dapenda, Batuputih, Dasuk, (Pantai Salopeng), Ambunten, Pasongsongan serta pesisir lainnya di wilayah kepulauan  Sumenep, yang seluruhnya pesisir hamparan pasir.

Kelebihan pasir diwilayah ini, memang sangat beda dengan pasir pantai lainnya, karena pasir yang ada disini sangat halus, mengkilat dan putih kekuningan (warna krem/kuning gading) serta bersih.

Sebenarnya tidak semua pasir yang ditempatkan di ruang tidur. Ada  lokasi tertentu, tepatnya di pinggir pantai yang bagi masyarakat setempat dipilih apabila suatu saat pasir yang dikamar harus  diganti. Namun mereka cenderung untuk mengamankan dan membebaskan pasir dari kotoran dan penyakit, mereka merawatnya sedemikian rupa.

Maka tak herantidur di pasir 3 di kampung tersebut, bukan hal yang aneh bila setiap mata memandang ada orang-orang sedang duduk-duduk atau tiduran diatas pasir. Atau ketika malam hari sanak keluarga dan tetangga, anak-anak maupun para orang tua, berkumpul di halaman rumah mereka, bersenda atau bercengkrama menikmati suasana malam, apalagi saat terbitnya bulan purnama. Itulah kenikmatan yang tidak bisa ditukar dengan gaya hidup di kota metropolitan yang serba sibuk dan riuh.

Responses (2)

  1. baru tau info kayak ginian, tadi sih cari2 info tempat wisata untuk daerah madura, tapi nyasar dimari..
    thanks gan…

  2. waduuuuuhhh,…mafalez gk ad xg laen yc,…fto.a xg lbieh asyik…..dooooooo…..la……faaaa…..laaaang,….!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.