Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Ramuan Jhâmo Bagi Wanita Madhurâ

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Ramuan Jhâmo Bagi Wanita Madhurâ ► Page 2

Ditayangkan: 29-10-2018 | dibaca : 1,248 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Baca juga: Cewek, Ramuan Madura dan Kopi Tahlilan

Berdasarkan penelitian intensif yang melibatkan secuplikan perwakilan ibu-ibu dari seluruh Madura, Handayani & Sukirno (2000) memaparkan tradisi dan praktik pemanfaatan jamu sari rapat dan keputihan di kalangan masyarakat Madura. Karena dari kecil selalu diperingatkan oleh orang tuanya agar tidak lupa minum jamu, para gadis Madura biasanya menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membeli jamu dan perawat kecantikan tradisional lainnya. Kebiasaan ini terkadang menyebabkan ada orang Madura yang bersikap ekstrem sekali, sampai mengatakan lebih baik tidak makan daripada tidak minum jamu. Dulu banyak di antara mereka yang mahir menyiapkan jamu sendiri, dan mengetahui resep jamu yang diperlukannya. Sayangnya akhir-akhir ini kemampuan tersebut jauh berkurang dibandingkan dengan ibu-ibu mereka sebelumnya. Untungnya sekarang banyak penjual jamu keliling, ada industri jamu dari yang berskala rumah tangga sampai pabrik, dan juga depot yang menyediakan jamu khusus yang dipersiapkan dalam bentuk berupa dodol atau serbuk untuk diseduh dengan air panas dicampur dengan madu, cuka siwalan, kuning telur, dan jeruk nipis.

Selama pemingitannya seorang calon pengantin wanita diharuskan minum berbagai macam jamu, yang selain untuk menjaga kebugaran sehingga kuat duduk berlama-lama di pelaminan juga dimaksudkan pula buat membernaskan dan mengencangkan tubuh mereka. Sebagai persiapan memasuki malam pengantinnya, jamu yang diminumkan terutama adalah jhâmo anga’ dan jhâmo bângkès yang bertujuan menyegarkan dan menghangatkan atau menggairahkan badan. Sesuai dengan tradisi Madura, sesudah hari perkawinannya pengantin baru memang perlu terus minum jamu yang terdiri atas daun sirih, kunci, daun kemangi, temu lawak, temu ireng, dan daun kemangi. Akan tetapi yang terpenting adalah keharusan bagi para istri untuk meminum ramuan jamu Madura secara rutin pada hari Senin dan Kamis. Kebiasaan ini sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa pasangan yang melakukan hubungan suami istri pada hari Senin dan Kemis malam, selain merasakan kenikmatan jasmani, juga masih dijanjikan kepuasan rohani dengan mendapat pahala surgawi. Kegiatan tersebut diibaratkan sama dengan membunuh 1000 setan iblis atau 41 orang kafir. Untuk itu dianjurkan agar untuk keperluan hari-hari tersebut seorang istri memersiapkan diri sebaikbaiknya dengan mandi, bermangir, dan berlulur serta memakai wangi-wangian yang disenangi suaminya. Tempat tidurnya supaya ditebari bunga melati dan dupa dibakar di dekatnya guna menyemarakkan keromantisan suasana ranjang dan kamar tidurnya. Perlu pula diketahui bahwa selain ramuan jamu Madura yang biasa diminum para ibu, ada juga jenis jamu lain yang terkenal dengan nama jhâmo empot-empot yang kerjanya jauh lebih hebat, yang disukai oleh wanita nakal dan para pelacur untuk kepuasan pelanggannya.

Semua kiat yang dilakukan wanita Madura dengan bantuan ramuan jamunya Madura itu menyiratkan bahwa seorang istri Madura janganlah bersikap sebagai nyonya besar di dapur namun kayak pelacur di emper tetapi kikir di kasur, seperti sudah dianekdotkan oleh Shakespeare dalam lakon Othello, melainkan sebaliknya mereka diharapkan mampu berkelakuan binal sebagai seorang sundal di kamar tidurnya. Untuk tujuan yang terakhir ini di samping jamu, dikenal pula tombak atau tongkat Madura serta sediaan menyerupai sabun yang digunakannya dengan dioleskan pada organ kewanitaannya beberapa saat sebelum bercampur sebagai suami-istri. Akan tetapi pemakaian alat-alat bantu yang terakhir ini sekarang dilarang, sebab wanita yang menggunakannya bisa terkena infeksi yang sangat berbahaya.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Kebudayaan Madura dan Globalisasi
      📚 Budaya Madura
    • Le-alle Bengko, Permainan Anak Madura yang Kompetitif
      📚 Permainan Anak madura
    • Kolonialisme dan Polarisasi Masyarakat
      📚 Budaya Madura
    • Bahasa Madura Sebagai Alat Pemersatu Orang Madura
      📚 Sastra Madura
    • Asta Tinggi, Menghargai Keanekaragaman
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close