Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Mengabadikan yang Tak Ada di Jawa

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Mengabadikan yang Tak Ada di Jawa ► Page 2

Ditayangkan: 02-01-2012 | dibaca : 6,733 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Kerapan sapi adalah kesenian tradisional khas Madura di mana pasangan sapi diadu kecepatannya. Menurut Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Sumenep, dinyatakan bahwa kerapan sapi bermula dari cara membajak sawah dengan menggunakan sepasang bambu yang ditarik oleh dua ekor sapi. Kerapan Sapi lalu menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya, khususnya ketika menjelang musim Panen habis. Kesenian ini menggunakan Kleles, yaitu alat yang dipakai untuk pasangan sapi yang dikerap agar keduanya dapat lari seirama, sedangkan pada bagian buritan adalah tempat duduk joki, yang akan mengendalikan arah dan larinya sapi. Ada lagi Tuk-tuk sebagai instrumen pengiring pada saat kerap sedang dibawa keliling maupun pada saat sedang berlangsung perlombaan kerapan.

”Saronen, musik yang mengiringi kerapan sapi juga tidak ada di Jawa. Musik itu sangat khas Madura dan hanya ada di Madura. Bahkan kerapan sapi dan saronen sudah jadi kesenian Madura sebelum zaman masuknya Islam,” kata Jamal yang kemudian menjelaskan alasan mengapa kebudayaan migrasi Madura tidak membawa kerapan sapi dan seronen ke luar wilayahnya.

”Karena Madura itu, bagaimanapun, masyarakatnya Islam. Boleh dibilang, hampir semua aspek kehidupan Madura bernuansa Islam. Dan dalam migrasi, tidak semua kesenian dibawa. Kesenian yang melekat pada mereka adalah yang bercorak Islam. Makanya tidak ada karapan sapi dan saronen pada masyarakat Madura migran. Kita bisa temui kesenian Islam, seperti shalawatan pada saat Mauludan, dalam komunitas Madura migran. Ini pun dilakukan sejauh mereka bisa membentuk komunitas.”

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Mencari Sebuah Identitas pada Masyarakat Kangean Modern
      📚 Budaya Madura
    • Takat Lanjang, Kampung Terapung di Perairan Sapeken
      📚 Peristiwa Madura
    • Runtuhnya Kekuatan Bahasa Ibu: Madura
      📚 Sastra Madura
    • Makna Tersirat dan Tersurat dalam Tembang Macapat
      📚 Tradisi Madura
    • Petitah Petitih Bahasa Madura Telah Dilupakan
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close