Kisah legendaris asal-usul Sampang di Madura bermula dari kedatangan Nyi Roro Menges, perempuan misterius yang datang bersama badai laut selatan. Dari pohon yang ditanam di atas tempat peristirahatannya, lahir nama Sampangan, yang kemudian berubah menjadi Sampang. Sebuah legenda yang memadukan mitos, sejarah, dan pesan tentang keseimbangan antara manusia dan alam.
Legenda Ki Lesap dan Joko Tole: Jejak Sejarah Bangkalan yang Hidup
Legenda asal-usul Bangkalan berawal dari kisah heroik Ki Lesap yang tewas melawan Cakraningrat V, di mana rakyat berteriak “Bangka-la’an” (mati sudah). Selain itu, kisah Joko Tole dan Dewi Ratnadi di Socah juga menjadi asal-usul sumber air dan nama desa tersebut. Cerita rakyat ini menjadi warisan budaya Madura yang sarat nilai moral dan sejarah.
Jokotole, Tokoh Sejarah dan Legenda dari Madura
Jokotole sangat dicintai dan dihormati oleh rakyatnya. Ia memegang kekuasaan sampai lanjut usia. Dan akhirnya, putranya yang bernama Ario Wigananda dinobatkan sebagai raja
Bangsacara dan Ragapadmi, Cerita Rakyat dari Mandangin Sampang
Sebagai petugas pertamanan, Bangsacara tentu saja punya akses yang luas, meskipun terbatas, di kerajaan. Karena selalu berinteraksi dengan taman, Bangsacara seringkali bertemu dengan anggota-anggota kerajaan. Ia bahkan setiap hari bertemu dengan ketiga puteri raja yang cantik-cantik karena puteri-puteri ini senang bermain-main di taman.
Legenda Gunung Kembar
Nur sangat sedih mendengar ucapan Akbar, tetapi Nur tetap berusaha sekuat tenaga untuk tetap mencari sumber air. Akibat kemarau yang semakin panjang maka air semakin sulit di cari. Akhirnya Nur tidak mau lagi menunggu. Iapun berniat mencari sumber air dengan cara menggali tanah untuk mencari sumber air.
Gua Payudan, Tempat Semedi Raja-Raja Sumenep
Gua Payudan mempunyai nilai kesejarahan tersendiri bagi masyarakat Sumenep, hal ini mengingat gua tersebut mengisahkan peristiwa agung dan cukup dikenal melalui lirik lagu “Ghuwâ Pajhuddhân” yang disukai anak-anak jaman dulu. Namun kini telah menjadi destinasi wisata yang selalu ramai akan pengunjung, baik hanya sekedar untuk liburan, dan juga persemedian bagi orang-orang yang tirakatan.
Bindara Saod, Sautan dari Rahim Ibunda Ratu
Sebagian ahli sejarah di kalangan keluarga keraton menyandarkan nama Saod pada bahasa Madura yaitu saot. Namun sebagian lain mengatakan bahwa itu dari bahasa Arab, showt. Dan sebagian lagi mengatakan bahwa, Saod hanyalah gelar atau julukan saja. Dengan kata lain Saod bukan nama daging.
Penguatan Karakter Menjunjung Tinggi Harga Diri
enjagaan pada kehormatan di Madura juga dapat berimbas pada kondusifitas aktivitas kehidupan masyarakatnya. Kehormatan itu mengatur atau menstruktur situasi sosial sedemikian rupa sehingga pelanggaran terhadap kehormatan tersebut dapa dicegah
Kehamilan Potré Konéng
Seorang gadis yang belum menikah telah hamil merupakan satu aib yang tak dapat ditoleransi dalam kacamata masyarakat Madura.
