Kisah Kiai Agung Batu Ampar atau Kiai Abdullah, ulama besar dari Guluk-Guluk, Sumenep. Dari tanah batu yang tandus, ia menumbuhkan kebajikan dan keturunan yang kelak menjadi penguasa terakhir di Keraton Sumenep. Sebuah legenda tentang ilmu, kesabaran, dan cinta yang menyejukkan Madura.
Jejak Wali di Pesisir Timur: Sunan Paddusan
Menurut cerita turun-temurun, Sunan Paddusan memiliki nama asli Raden Bindara Diwiryapada, dan beliau mendapatkan gelar karena aktivitas ritual “adudus” (mandi atau memandikan) bagi para mualaf di kawasan itu. Konon, setelah orang-orang masuk Islam lewat ikrar, kemudian dimandikan oleh beliau → tempat itu disebut pa’ addusan (tempat adudus) dan kemudian berkembang jadi “Paddusan”.
Jejak Syekh Arif Muhammad bin Maulana Maghribi di Asta Pongkeng: Warisan Dakwah dari Bukit Sunyi Bluto
Makam Syekh Arif Muhammad kini dikenal sebagai Asta Pongkeng atau Bujuk Pongkeng — sebuah kompleks pemakaman di atas bukit kecil yang menghadap ke hamparan hijau perkampungan Bluto. Untuk mencapainya, pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga dari jalan desa
Nyai Hj Fatmah Mawardi, Penyair dan Ulama Perempuan Madura
Mengenal sosok Nyai Hj. Fatmah Mawardi, ulama perempuan asal Madura yang dikenal lewat karya-karya syi’ir Islami. Kiprahnya dalam pesantren, tarekat Tijaniyah, pendidikan, dan sastra Madura memberi pengaruh besar hingga kini.
Kisah Tasbih Biji Nyamplong Adi Poday
Adi Poday merupakan seorang petapa sakti yang mengukir sejarah di ujung Timur nusa garam. Lahir dari kalangan keluarga ulama. Secara genealogi, ia masih merupakan anggota saadah
Bindara Abdul Zaman, Penerus Keilmuan Kiai Agung Nepa
Bindara Abdul Zaman, namanya mungkin tak begitu melegenda, seperti halnya Kiai Agung Nepa. Beliau merupakan salah satu keponakan dari sang Kiai, yang namanya masih dikenal di belahan timur daya Sumenep, ia adalah putra dari Kiai Agung Jareja.
Syaikhuna Kholil: Guru Ulama Jawa
Kiai Kholil Bangkalan adalah salah satu ulama termashur dan sangat dihormati di kalangan pesantren pulau Jawa. Sampai saat ini, makamnya masih ramai diziarahi. Beliaulah guru para ulama Jawa
Seperangkat Gamelan Peninggalan Kiai Kholil Sendang
Kiai Kholil Sendang adalah tokoh kharismatik dan penyebar agama Islam. Cara berdakwah sang kiai tidak hanya menggunakan bahasa lisan, tapi juga menggunakan media kesenian gamelan. Ia mempunyai prinsip dengan gamelan, masyakat lebih tertarik dan diminati. Ia menyebut “masyarakat bisa menangkap bunyi gamelan”
Mien Achmad Rifai, Penulis dan Ahli Biologi Asal Madura
Pak Mien yang mempunyai hobi mengumpulkan perangko dan patung kodok menikah dengan Nur Hayati. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak perempuan, yaitu Sri Hidayati
