Yan Kay : Saat menempat gua, apakah sukardi tinggal dan hidup sendirian di gua?
Ceng Rasidi :Dia itu adalah seorang pengembara dan suka bertapa di tempat-tempat mistis dan angker. Dia juga juga mempunyai kemampuan tembus pandang, dan bisa berdialog dengan mahluk gaib.
Yan Kay :Pada saat menempati dulu saat dalam gua pakai penerangan apa ?
Ceng Rasidi : ya cuma pakai damar talpe’ (ublik) sejenis pelita.dengan bahan bakar minyak tanah.
Yan Kay : Kapan Pernikahan Sukardi Dengan Puhana Putri Bapak?
Ceng Rasidi :Hanya beberapa tahun kemudian setelah menempati gua , saya lupa tahunnya.
Yan Kay :Sukardi dan Puhana punya anak ?
Ceng Rasidi :Punya satu, namanya Joko Satrio Nurcahyo (Kiai Agung Nurcahyo :julukan putra Sukardi).
Yan Kay :Apakah pernah ada pengusaha atau invenstor lain sebelumnya yang mau menawarkan kerja sama dengan Ceng Rasidi untuk merenovasi Gua Sukarno ?
Ceng Rasidi : Ada beberapa. Ada seorang kiai dari Bangkalan menewarkan diri dan bahkan langsung membawa uang. Ada pula konglomerat dari Surabaya yang mau membangun juga menginginkan kerja sama. Tabila pada tahun 2018 nanti akan ada pengusaha muda dari desa Panaongan yang Bakal Membangun Gua Sukarno. Pesan Itulah yang saya ikuti.
Yan Kay :Apa saja aktifitas Sukardi setiap harinya saat itu?
Ceng Rasidi :Dia banyak bersemedi di gua, kalau ada tamu,istrinya memberi tahu dan di persilahkan masuk ke gua kalau sudah di ijinkan.
Baca juga: Eksotisme Alam Guna Sukarno di Panaongan Sumenep
Yan Kay :Kapan sukardi keluar gua ?
Ceng Rasidi :Hanya pada saat waktu tertentu pada malam hari. Keluarnya hanya ke taman pamandian bidadari.
yan kay :Pamandian Bidadari ?
(Saya terheran mendengarnya upacapn “pemandian bidadari”. Dan spontan Ceng Rasidi menghentikan kalimatnya. Lelaki tua dan bersahaja itu memandang saya sejenak)
Ceng Rasidi :Ya, Pemandian Bidadari