Tembang Sandur Madura

Dalam prinsip orang Madura tidak ada pencuri atau koruptor yang kaya raya (dalam arti hakiki). Seorang koruptor tidak akan dapat merasakan kebahagiaan sejati dalam hidupnya, yang ada hanyalah kebahagiaan semu yang bersifat sesaat. Apabila bernasib sial, maka seorang pencuri atau koruptor akan dipukuli bahkan dibunuh orang,mayatnya bisa jadi tidak diketemukan dan seluruh anggota keluarga dibuat susah dan dibuat sengsara hidupnya.

Begitulah yang terdapat pada tembang bait pertama tersebut. Apabila dikaji dengan seksama maka pada bait pertama merupakan rangkaian kata mengandung arti denotatif . Sedangkan bait yang kedua mengandung konotatif yang didalamnya terkandung arti kiasan. Kemudian, apabila dikaji pada bait kedua sulit dipahami apa arti sesungguhnya yang terkandung dalam syair tersebut. Pada bait kedua merupakan rangkaian kata-kata yang sarat dengan metafor-metafor, yang menyiratkan isyarat  kebolehjadian dari realitas kehidupan yang berisikan simbol-simbol aktifitas keseharian Masyarakat Madura ( pada masa itu bahkan masa kini).

Penulis mencoba menanyakan kepada pemain apa sesungguhnya arti dari syair bait kedua. Dengan jujur ia tidak mengetahui secara pasti apa maksud syair tersebut. Menurut asumsi penulis, arti dari syair pada bait kedua tersebut berisi nasehat bagaimana generasi harus banyak belajar dalam kehidupan ini,suka bekerja keras,pantang menyerah,bersikap tegas,teguh dalam pendirian dan kokoh dalam memegang janji. Hal ini sejalan dengan tulisan Sadik dalam buku Sangkolan Madura berkaitan dengan beberapa peristiwa di masa silam. Dalam buku tersebut ada salah satu pesan Kyai Pademawu kepada anak angkatnya Banyak Wedi dan dan kakak kandung nya Jokotole ketika hendak berangkat ke Kerajaan Majapahit untuk membantu bapak angkat Jokotole yaitu Mpu Kelleng,untuk mendirikan pintu gerbang Kerajaan Majapahit.

Isi pesan Kyai Pademawu adalah  :

Ba’na sateya bakal entarra da’ kennengan se reng-oreng laen se adahddha’ bi’ oreng Madhure.

Mela dari jareya be’na kaduwa pate-ngate je’ kor acaca, sabab ca’na oreng Madhura bileh copa reya mon la gheggher ka tana ta’ ning ejilet pole.Bariya keya mon oca’ la ekoca’ aghi ta’ kera kenneng emaso’ agih pole ka colo’, deddhi sabelumah e koca’agi moste epekker ghellu, ba’na kaduwa je’ pang-gempang ajhanji ka oreng,sebab
mon ba’na ta’ nekkane ka jhenjinah jareya be’na andi’ otang ben oreng se ajhenji ba’na buruh paggun ngareb ka jhenjinah ba’na.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.