Nilai keselamatan tercermin dalam adanya kepercayaan bahwa peralihan kehidupan seorang individu dari satu masa ke masa yang lain penuh dengan ancaman (bahaya) dan tantangan. Untuk mengatasi krisis dalam daur kehidupan seorang manusia itu, maka perlu diadakan suatu upacara. Pelet kandhung merupakan salah satu upacara yang bertujuan untuk mencari keselamatan pada tahap peralihan dari masa di dalam kandungan menuju ke kehidupan di dunia.
Nilai religius tercermin dalam doa bersama yang dipimpin oleh kyae atau ulama setempat, pada acara arasol (kenduri) yang merupakan salah satu bagian dari serentetan tahapan dalam upacara pelet kandhung. Tujuannya adalah agar sang bayi mendapatkan perlindungan dari Tuhan.
Catatan
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa setiap acara upcara adat baik Pelet Kandhung maupun lainnya di Madura, memang terjadi perbedaan dalam pelaksanaan maupun bentuk kegiatannya. Dalam tulisan ini cenderung dilakukan oleh masyarakat Madura wilayah Barat, atau sekitar dari Sampang dan Bangkalan. Untuk wilayah Madura timur, seperti Pamekasan, Sumenep serta wilayah kepulauan akan berbeda pula, meski pada intinya punyai tujuan dan maksud yang sama.
Namun disayangkan upacara adat macam ini sekarang mulai sudah tidak lagi dilakukan secara utuh bahkan mengalami perubahan dan pelaksanaannya jauh lebih simpel dan praktis. Dalam kondisi perubahan kondisi masyarakat, Pelet Kandhung jauh dilaksanakan lebih sederhana, bahkan untuk wilayah perkotaan yaitu cukup pemandian anak yang hamil saja, kemudian diteruskan selamatan (arasol). Dalam arasol biasanya dibacakan sholawat Nabi atau dibak kemudian disugihi makanan hidangan dan ditandai dengan minuman poka’ atau minuman rojak yaitu minuman yang terbuat dari buah-buahan dengan rasa manis pedas seperti rujak. (Syaf Anton Wr / Lontar Madura)
Diresume dan dikembangkan dari budayanusantara.blogsome.com dan sumber lainnya