Kisah Abadi Bangsacara dan Ragapadmi: Legenda Cinta, Kesetiaan, dan Pengkhianatan dari Madura

Legenda Bangsacara dan Ragapadmi merupakan salah satu kisah cinta paling ikonik dan tragis yang berasal dari Pulau Madura. Kisah ini sering disandingkan dengan legenda cinta abadi Nusantara lainnya, seperti Raramendut-Pranacitra dari Jawa Tengah atau Jayaprana-Layonsari dari Bali, menunjukkan posisinya yang sejajar dalam khazanah cerita rakyat Indonesia. Kisah-kisah ini, meskipun memiliki kemiripan tematik secara sastrawi, memiliki warna lokal yang kuat dan menjadi pembeda, terutama terkait asal-usul penamaan, karakter tokoh, dan kekhasan wilayah.

Daya tarik abadi legenda ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber hiburan, tetapi juga sebagai cerminan mendalam dari nilai-nilai luhur masyarakat Madura, seperti kesetiaan, kehormatan, dan pengorbanan. Legenda ini berakar kuat dalam tradisi lisan, dituturkan dari generasi ke generasi, dan telah menjadi inspirasi bagi berbagai bentuk seni dan literasi selama berabad-abad, membuktikan relevansinya yang tak lekang oleh waktu. Cerita ini terus hidup dan berpijak pada ranah sosio-kultural yang khas Madura, menjadikannya bagian integral dari identitas budaya masyarakat setempat.

Kisah Legenda Bangsacara dan Ragapadmi

Baca: Bangsacara dan Ragapadmi, Cerita Rakyat dari Mandangin Sampang

Awal Mula Tragedi dan Pengasingan Putri Ragapadmi

Kisah ini bermula di Kerajaan Pacangan, yang dipimpin oleh Raja Bidarba. Raja dan permaisuri diliputi duka mendalam karena Putri Ragapadmi menderita penyakit kulit yang parah, diidentifikasi sebagai lepra atau kusta. Kondisi ini menyebabkan putri diasingkan dari kerajaan karena kondisi tubuhnya yang mengeluarkan bau tak sedap yang dianggap memuakkan, serta kekhawatiran bahwa masyarakat tidak akan mau mengunjungi Pacangan. Berbagai upaya penyembuhan telah dilakukan tanpa hasil, menambah duka raja dan permaisuri.

Sebuah aspek penting yang seringkali terlewatkan dalam narasi awal adalah status Ragapadmi. Beberapa sumber secara eksplisit menyatakan bahwa Ragapadmi pada awalnya adalah “salah satu istri raja” Bidarba, bukan hanya putrinya. Informasi ini mengubah secara signifikan dinamika hubungan antara Ragapadmi dan Raja Bidarba.

Keputusan raja untuk mengasingkan Ragapadmi, dengan demikian, tidak hanya dapat dilihat sebagai tindakan seorang ayah yang berduka, tetapi juga sebagai tindakan seorang suami yang mengabaikan atau “membuang” istrinya karena penyakit. Hal ini dapat mengindikasikan sisi pragmatis, kurang berbelas kasih, atau bahkan kejam dari Raja Bidarba yang lebih mementingkan citra kerajaan dan kenyamanan pribadi daripada kesejahteraan pasangannya.

Statusnya sebagai “istri yang dibuang” juga memberikan konteks mengapa Bangsacara, seorang abdi istana, kemudian dapat menikahinya—karena statusnya mungkin telah menurunkannya dari status bangsawan murni. Detail ini memperdalam pemahaman tentang karakter Raja Bidarba dan konteks sosial cerita, menambah lapisan kompleksitas pada tragedi yang akan terjadi.

Kesetiaan Bangsacara dan Pemulihan Ragapadmi

Di tengah keputusasaan kerajaan, Bangsapatih, salah satu penasihat raja, menyarankan agar Ragapadmi diserahkan kepada Bangsacara untuk dirawat di desanya. Bangsacara dikenal sebagai satu-satunya abdi istana yang paling setia dan patuh, tidak pernah ragu dalam melaksanakan tugas.

Raja Bidarba menyetujui saran ini, dan Bangsacara pun membawa Ragapadmi ke desanya untuk dirawat. Ia merawat sang putri dengan penuh dedikasi, bahkan ketika bau tubuh Ragapadmi yang memuakkan sangat mengganggu tugasnya.

Kesetiaan Bangsacara dalam merawat Ragapadmi meskipun kondisi fisik putri yang “memuakkan” menunjukkan sifat mulia dan tanpa pamrihnya. Tindakan ini bukan sekadar melaksanakan perintah raja, melainkan melibatkan pengorbanan pribadi yang besar dan empati yang mendalam. Dedikasi Bangsacara menjadi fondasi kuat bagi tema kesetiaan yang menjadi inti legenda, dan memposisikan Bangsacara sebagai teladan karakter dalam narasi ini. Berkat perawatan tulus Bangsacara, Ragapadmi berangsur sembuh dan kecantikannya pulih kembali seperti semula.

Intrik dan Pengkhianatan Bangsapati

Baca: Bangsacara dan Ragapadmi, Cerita Rakyat dari Mandangin Sampang

Kabar kesembuhan dan pulihnya kecantikan Ragapadmi segera sampai ke telinga Raja Bidarba. Namun, di balik ini, tersembunyi intrik licik yang diatur oleh Bangsapati. Bangsapati, yang sebelumnya menyarankan agar Ragapadmi diserahkan kepada Bangsacara, memiliki motif tersembunyi yang lebih dalam.

Ia ingin menyingkirkan Bangsacara dan Ragapadmi dari kerajaan agar keponakannya dapat mengambil alih posisi penting (sentana dalam) di istana. Hal ini menunjukkan bahwa saran awalnya tidak didasari belas kasihan, melainkan ambisi politik yang kejam.

Pengungkapan motif Bangsapati yang ingin menyingkirkan Bangsacara dan Ragapadmi demi keuntungan politik keponakannya mengubah narasi dari sekadar kecemburuan atau ketidakpuasan raja menjadi intrik kekuasaan yang sistematis dan kejam. Ini adalah pemicu utama tragedi yang akan datang. Raja Bidarba, yang termanipulasi oleh Bangsapati, mulai menginginkan Ragapadmi kembali setelah kecantikannya pulih.

Pengorbanan Terakhir dan Kesetiaan Abadi

Untuk memuluskan rencananya, Bangsapati mengatur agar Bangsacara diperdaya. Raja Bidarba, atas saran Bangsapati, memerintahkan Bangsacara untuk berburu 300 rusa atau lebih dari 30 ekor rusa di Pulau Kambing, konon untuk pesta perayaan kesembuhan Ragapadmi. Bangsacara, yang selalu patuh kepada raja, melaksanakan perintah ini ditemani oleh dua anjing setianya, yaitu Si Ceplok dan Si Tanduk.

Saat Bangsacara sedang berburu, Bangsapati mengirim suruhannya untuk menusuk dan membunuh Bangsacara. Mendengar kematian suaminya, Ragapadmi menunjukkan kesetiaan yang luar biasa. Ia mencabut keris yang masih terselip di pinggang Bangsacara dan menusukkannya ke dadanya sendiri, menyusul suaminya dalam kematian.

Kehadiran dua anjing setia Bangsacara, Si Ceplok dan Si Tanduk, yang juga disebutkan dalam konteks kesetiaan hewan , memperkuat tema kesetiaan yang tak tergoyahkan dalam cerita ini. Ini menciptakan paralel antara kesetiaan manusia dan hewan, menambahkan dimensi unik pada narasi dan menggarisbawahi “warna lokal” Madura.

Detail ini menonjolkan bagaimana kesetiaan dalam cerita ini melampaui ikatan romantis atau keluarga, meluas ke alam, mencerminkan nilai universal tentang kesetiaan yang sangat dihargai dalam budaya Madura. Ini menambah kekayaan naratif dan kedalaman tematik, serta menjadi salah satu “kekhasan sebuah wilayah” yang disebutkan dalam sumber , membuat legenda ini lebih unik dan khas Madura.

Tabel Karakter Utama

Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai tokoh-tokoh sentral dalam legenda ini, berikut adalah tabel yang merangkum peran dan karakteristik mereka:

Tabel 1: Tokoh-tokoh Kunci dalam Legenda Bangsacara dan Ragapadmi

Nama Tokoh Peran Kunci Sifat/Karakteristik Utama Keterkaitan dengan Plot
Bangsacara Abdi istana; Suami Ragapadmi Setia, patuh, penuh kasih sayang, berani, jujur Merawat Ragapadmi hingga sembuh, menjadi suaminya, korban pengkhianatan Bangsapati.
Ragapadmi Putri Raja Bidarba; Mantan istri raja; Istri Bangsacara Menderita sakit parah, pulih dan cantik kembali, menunjukkan kesetiaan luar biasa hingga berkorban nyawa Objek pengasingan dan intrik, simbol kesetiaan wanita Madura.
Raja Bidarba Raja Kerajaan Pacangan Berduka, mudah dimanipulasi, mementingkan citra Memerintahkan pengasingan Ragapadmi dan pembunuhan Bangsacara.
Bangsapati Penasihat Raja Bidarba Licik, ambisius, pengkhianat Dalang di balik pengasingan Ragapadmi dan pembunuhan Bangsacara demi keuntungan politik.
Si Ceplok & Si Tanduk Dua anjing Bangsacara Setia Menemani Bangsacara berburu, simbol kesetiaan hewan.

Tabel ini membantu mengorganisir informasi kompleks tentang karakter-karakter utama, memungkinkan pembaca untuk dengan cepat memahami dinamika antar-tokoh dan kontribusi masing-masing terhadap alur cerita yang tragis.

Writer: Lontar MaduraEditor: Lontar Madura

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.