Aspek Sosial Kultural Puisi Mantra Kèjhung Aghung Yayan KS

Drs. Amir Mahmud, M.Pd.*)

edit cover Kiranya tidak berlebihan apabila penyair asal Pamekasan ini sebagai penyair asal Madura. Selain menulis puisi Madura konvensional, telah dirampungkan puisi mantra Madura, dan yang sedang dalam penggarapan “kata-kata mutiara berbahasa Madura”.

Karya puisipuisi Maduranya yang konvensional mengutarakan pikiran dan perasaannya ke dalam karyanya yang dilahirkan. Kepiawaiannya begitu tajam dan artistik memberdayakan bahasa sebagai sarananya. Secara tidak langsung Yayan K.S. telah mampu menuangkan hedonic value kepada pembacanya.

Wujud struktur karya puisi Yayan K.S., baik pada tema, pesan, maupun rima, tak terlepas dengan latar belakang keberadaan dirinya sebagai orang Madura yang agamis. Perhatikan kutipan berikut.

segâ’ ta’ ētemmo konco’
ta’ ētemmo bhungkēl
ēsarē neng jhăuna
ētemmo neng adă’na

sērgă’ sērgu’
allahuallah allahuallah
allahuallah allahuallah
allahuallah allahuallah

(“Kèjhung Aghung”).

mēnangka nyēngla’a dhika
dări bhăbhendhun pojhina;
pangēstona ēbhu
pangēstona sē kobăsa

(“Pojhi Pangèto”)

Tataran kata yang dituangkan pada kutipan di atas sangat jelas , Yayan K.S. menuangkannya bukan dari bahasa keseharian. Terasa indah memang, tetapi sangat sulit makna sejatinya.

Pembaca sangat ditarik pada suatu lanskap kemisterian makna, dan yang Iebih parah lagi seperti pada kutipan berikut:

sapè-sapè alabung
ngocer ambhâ’ pate
dâri panas cellebbhà mosèm
sé èkatanto nasèbbhà
ta ondung è sorghung angèn
ta’ kolbhãs èoncâr are
abhãntal sahâdât
apajhung allah
asapo’ iman
dhâddhi ghângsa
neng jhâlânna
sapè-sapè
naratas bãllung ponca rnongghing
kamoddhina jhimat sè kalèma’
èkason-son pojhi songkem èbhuna

(Sape-sapè)

Bahasa Madura yang merupakan bahasa daerah memilki sifat melodios yang lebih kuat daripada bahasa Indonesia. Kekuatan tersebut membuat Yayan K.S. memberdayakan datam rangka membangun keindahan tataran kata yang dituangkan dalam puisip uisinya, seperti pada kutipan berikut:

yud-liyud ghuluk kendhi
ēka sērgă’ dălem pojhi
ēka sērgu’ ma’lē ajhi
ajhi pojhi ēka ngajhi

(“kèkèyan ate)

Dan kutipan puisi tersebut di atas, betapa selarasnya rima sempurna itu menggeliat. Bahkan, puisi tersebut akan terasa )ebih menggelora keindahannya manakala dicipta sebagai musikalisasi puisi, dan secara totalitas rima sempurna tersebut dituangkan pada puisinya yang berjudul “Laghu Cung-Kacung”.

cung-kacung lonca’ nēngkung
cung-kacung markung-markung
kung-markung ngakan luntung
luntung sittung ētung-patung

cung-kacung ghumulung-mulung
ghumulung akun-rukun
sabhălă’ăn dhăddhi sittung
san la paghi’ odi’ ontung

cung-kacung kodhu pakun
pakun sholat jhă’ pakēlung
jhek-jhek ajhek pa rampung
paghi’ ghustē bherri’ ontung

cung-kacung lontang-luntung
cung-kacung asarēya ontung
nyarē ontung kodhu panyēttung
dă’ ka allah jhă’ kung-mukung

2006

Dan tataran kata puisi-puisi Yayan K.S., secara universal telah mewakili latar belakang kehidupannya sebagai orang Madura. Nafas proses kreativitasnya sangat manusiawi. Yayan K.S. bukan hanya berbicara tentang Tuhan sebagai Dzat yang Khaliq, aspek sosial, aspek kultural, bahkan cinta, dan kenangan masa kanak-kanaknya dapat terekam di dalam buku ini.

Membaca puisi Yayan K.S. nampaknya memasuki ruang Madura yang sangat orsinalitas. Bahkan kosakata tataran katanya nampak pada priyayi Madura tempo dulu halus dan sulit dimengerti.

*) Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur

Selengkapnya Kompolan Puisi Yayan KS, “Kèjhung Aghung”, dan “Granyeng” dapat diunduh:  Kejhung Aghung dan Granyeng

Responses (5)

  1. Mator skalangkong tretan, saya pernah diajar almarhum, membaca kembali puisi ini jadi bernostalgia suasana di kelas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.