Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Kepak Sayap Sang Kuda Terbang

▲ Menuju 🏛 Home ► Legenda Madura ► Kepak Sayap Sang Kuda Terbang ► Page 4

Ditayangkan: 31-08-2018 | dibaca : 8,217 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

kuda-terbang

ilustrasi: Tamar Saraseh

Setelah selesai pembuatan pintu gerbang Kerajaan Majapahit, Empu Kelleng dan Jokotole berpamitan kepada Prabu Brawijaya VII, tetapi hanya Empu Kelleng yang diperbolehkan pulang sementara Jokotole untuk sementara waktu diminta mengabdi di kerajaan.

Atas jasa-jasa Jokotole terhadap Majapahit, maka sang raja berkenan menganugerahkan puteri mahkota kerajaan Majapahit, Dewi Ratnadi sebagai isteri. Dewi Ratnadi adalah puteri raja yang buta. Bukan Jokotole namanya bila tidak berakhlak mulia dan tunduk pada raja, meskipun dianugerahkan seorang puteri yang buta, Jokotole menerimaya dengan syukur dan lapang dada.

Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, Jokotole minta izin untuk pulang ke Sumenep dan membawa isterinya yang buta. Dalam perjalanan mereka sering bercanda tawa dan penuh suka ria. Sesampainya disebuah pantai, isterinya minta izin untuk buang air. Karena di tempat itu tidak ada air, maka tongkat isterinya diambil oleh Jokotole dan ditancapkan ke tanah, lalu menyemburlah air yang sangat jernih dan mengenai kedua mata isterinya yang buta. Akibat dari percikan air itu, maka tiba-tiba Dewi Ratnadi dapat melihat kembali. Puji syukur kepada Yang Maha Kuasa, keduanya saling berpelukan saking gembiranya. Tempat tersebut diabadikan menjadi nama tempat yang bersejarah, yaitu “Socah” (dan diabadikan menjadi nama tempat di Bangkalan) yang artinya mata.

Perjalanan keduanya banyak menjumpai hal-hal yang luar biasa, misalnya ketika di Sampang, Dewi Ratnadi ingin mencuci kainnya yang kotor karena haid. Kain yang dicucinya hanyut karena derasnya aliran air sungai sehingga kain tersebut tidak ditemukan meskipun telah dicari. Kain tersebut oleh orang Madura disebutnya sebagai Ambenan. Jokotole berkata “Mudah-mudahan sumber ini tidak keluar dari desa ini untuk selama-lamanya.” Sejak itu desa itu menjadi kering kerontang  dan diberi nama Omben.

Karena sudah mengetahui dan mengenali tentang posisi ayahnya yang bertapa di Gunung Geger, Jokotole mendatangi dan meminta restu padanya. Jokotole diberitahu bahwa ia nantinya akan berperang dengan prajurit dan seorang ahli perang bernama Dempo Abang (Sampo Tua Lang). Ia seorang panglima perang dari negeri China yang sering menunjukkan kekuatannya kepada raja-raja di tanah Jawa, Madura, dan sekitarnya.

Jokotole kemudian melanjutkan perjalanan ke Sumenep untuk tujuan menemui ibunya, yakni Raden Ayu Pottrè Konèng . Jokotole dan isterinya disambut oleh sang ibu dengan penuh kasih sayang. Pangeran Secadiningrat yang waktu itu menjadi Raja di Sumenep merasa sudah tua. Ia bermusyawarah dengan Jokotole dan Adi Poday (menantunya). Pangeran Secadiningrat menawarkan untuk mengganti tahta kerajaan, tetapi Adi Poday menolak dengan halus disertai dengan alasan bahwa orang tuanya yang bernama Panembahan Belingi sudah tua. Masyarakat di Kepulauan Sepudi menginginkan dia kembali untuk menggantikan ayahnya.

Pangeran Secadiningrat akhirnya menawarkan kepada Jokotole. Jokotole tidak bisa menolak akan hal tersebut, tetapi dirinya meminta agar pusat pemerintahan Kerajaan Sumenep dipindah ke Lapa Taman, Dungkek. Dengan tujuan agar dekat dengan pelabuhan menuju Pulau Sepudi.

Pages: 1 2 3 4 5

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Pembubaran Negara Madura
      📚 Sejarah Madura
    • Sekilas Kabupaten Bangkalan
      📚 Sejarah Madura
    • Masjid Agung Sumenep: Arsitektur Peradaban Bangsa Dunia
      📚 Budaya Madura
    • Ki Moko dan Terciptanya Api Tak Kunjung Padam
      📚 Legenda Madura
    • Keislaman, Kemaduraan, Keindonesiaan
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close