Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Upacara Adat Pangantan Benusan di Sumenep

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Upacara Adat Pangantan Benusan di Sumenep ► Page 5

Ditayangkan: 27-03-2012 | dibaca : 9,766 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Sarat Ungkapan Kias

Setelah demikian lama terjadi dialog, bahkan cenderung adu ketrampilan dalam menyampaikan kata-kata atau kalimat-kalimat kias yang bernilai puitis itu, tergantung sejauh mana kemampuan masing wakil mengungkapkan kalimat atau kata-katanya. Kalau memang ternyata maksud dan tujuan meragukan atau oleh sebab lain ternyata kurang mendapat respon dari pihak tuan rumah, bisa akan terjadi penolakan.

Demikian pula sebaliknya apabila ternyata keduabelah pihak sama-sama merespon dan sarojhu’ (sepakat), maka lamaran itu dapat diterima dan bisa dilanjutkan kejenjang berikutnya, yaitu perkawinan.

Bila memang sarohju’ si rombongan calon pengantin laki-laki, lalu dizinkan dan dipersilakan untuk masuk. Setelah masuk ketempat yang disediakan yaitu tarop (terop) yang kemudian dimaknakan sebagai : ta: nata (menata barang), adat tengka se ampon sorop. (adat tingkah laku yang sudah surup (senja)

Setelah mereka berkumpul di bawah terop, kedua belah pihak mulai membahas lagi beberapa hal yang berkaitan dengan  kelanjutan pertemuan tersebut. Dalam kondisi seperti kembali diungkap dengan simbol-simbol atau kias, yang dalam posisi tersebut direprentasikan melalui macapat (yaitu seni tradisi lisan yang mengungkap dan menafsirkan beberapa makna kehidupan dalam bentuk lanturan syi’ir (macapatan) dan panegghes (kalinat-kaloiman yang dijabarkan atau ditegaskan).

Kisah sastra lisan dalam macapat tersebut, yaitu membahas sekitar pengatin dan proses kehidupan dan tanggung jawabnya. Hal ini berlangsung semalam suntuk, baik tamu atau pengirim dari rombongan laki-kali maupun  tuan rumah dari keluarga perempuan mengikuti dengan seksama dan suntuk. Itulah yang nantinya menjadi bekal dan wejangan dalam menjalani hidup kedua calon suami istri tersebut.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Pemerintahan Madura Sebelum Tahun 1700
      📚 Sejarah Madura
    • Sumenep Dibawah Pemerintahan Panembahan Notokusumo I (1762 – 1811)
      📚 Sejarah Madura
    • Pentingnya Perawatan Tubuh Bagi Wanita Madura
      📚 Budaya Madura
    • Sumenep dalam Sejarah dan Otoritas Kepenulisan
      📚 Sastra Madura
    • Lir-Sa’alir, Syair Nasehat Kepada Sesama
      📚 Permainan Anak madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close