Topeng Gulur, Ritual Mensyukuri Hasil Bumi

topeng gulur 005 Demikian pula pada pergelaran Topeng Gulur, karena mitos masyarakat setempat sangat mengikat  terhadap ritual ini, mereka selalu melibatkan diri dan secara serempak mereka benbondong-bondong ke arena Topeng Gulur yang telah  disipkan. Dengan membawa sebagian hasil tani mereka seperti jagung, ketela pohon, kacang-kacangan, padi atau apa saja dalam bentuk hasil tani yang mereka garap dan mereka miliki sebagai hasil tani.

Kemudian mereka meletakkan hasil tani tersebut berjejer secara melingkar, sehingga terkesan ditempat itu terdapat ragam hasil tani, dan diantara tumpukan hasil tani tersebut  dipancang sejumlah  colok (obor) yang nantinya akan mengelilingi perhelatan ritual. Maksud dari obor tersebut, merupakan symbol agar hasil tani yang dijejer selalu mendapat petunjuk dan penerangan dari Yang Maha Kuasa, sedang ragam hasil tani itu, menjadi simbol bahwa itulah yang selama ini mereka hasilkan.

Namun dalam perkembangannya pergelaran ritual Topeng Gulur mulai berubah, barangkali  generasi selanjutnya kurang apresiatif atau memiliki pemikiran yang lebih pragmatis dalam memahami peristiwa yang menjadi tradisi masyarakatnya. Hal ini dibuktikan ketika mereka (para peaku) memainkan Topeng Gulur, kostum yang dikenakan mulai disederhanakan.topeng gulur 006

Selama pergelaran berlangsung gerak tari Topeng Gulur diingi bunyi-bunyian, yaitu sekolompok music (tetabuhan) yang biasa dimainkan dalam musik saroren. Perbedaannya disini, dalam iringan musik Topeng Gulur, irama saronen (terompet/alat tiup) sedikit berbeda namun dalam  peralatan yang sama. Selebihnya bunyi-bunyian yang mengatur gerak tari, yaitu crek-crek (?) pukulan kecrek (yang kerap dilakukan pada Topeng Dalang) yang menandakan diksi pada gerak kaki, tangan, dan kepala para pemain (pelaku).* (Lontar Madura)

 

 

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.