Pir-piran ini setiap tahun dilakukan. Warga bersilaturahim dengan keluarganya di desa sebelah. Bahkan warga dari desa lain berkunjung ke sini, makanya ramai sekali,” ucap Misbah, 43, warga Desa Bandaran, Sampang.
Tradisi pir-piran dilakukan tiga kali dalam setahun. Yakni setelah Idul Fitri, setelah Lebaran ketupat, dan setelah Idul Adha. ”Kami sengaja tidak bekerja. Bukan hanya nelayan, semua pekerjaan lain ditinggalkan. Sebab acara ini tidak bisa ditinggalkan,” imbuhnya