Peralatan yang dipergunakan untuk permainan Pesapean ini terdiri dari topeng berikut segala perlengkapannya, ba’saba (sesajen) serta satu stel gamelan sronen. Perlengkapan topeng yang menyangkut permainan Pesapean terdiri dari: empat buah rape (perlengkapan penutup bagian badan sapi di depan), empat buah jamang (mahkota di kepala sapi), empat buah sabbau (untaian kain yang dikaitkan-di leher), sampur yang dipakai sapi dan pengendali masing-masing selembar; jadi berjumlah enam lembar, empat buah kalembang (sayap) yang dipakai oleh sapi, empat buah gungseng (genta) yang ditaruh di kaki sapi, dua utas tali atau selendang pengikat lengan sapi agar bergandengan menjadi satu, dua untai bunga merah yang ditaruh di atas tali, pengikat lengan sapi yang digandeng masing-masing seuntai dan masing-masing empat stel baju dan celana tanggung yang dipakai sapi. Baju tersebut berwarna biru dan celana berwarna hijau. Juga tidak lupa pakaian adat desa yang berwarna hitam dan kaos lurik merah untuk kedua pengendalinya.
Tiga atau dua topeng berikut baju yang lucu, yang dipakai badut-badut, dan dapat pula ditambahkan dua buah cambuk yang dipegang oleh kedua pengendali sapi. Sedangkan perlengkapan ba’saba’ (sesajen) untuk searaksa terdiri dari sebuah anjer (bambu panjang yang dipancangkan di tempat upacara dengan dihiasi umbul-umbul), dan sebuah ancak yang terbuat dari pelepah pisang dan dibangun seperti meja kecil segi empat untuk tempat sesajen.
Ancak berikut sesajen ini ditaruh di bawah anjer, yang terdiri dari: nasi putih, sekkol (dibuat dari parutan kelapa), kembang bubur (bunga irisan pandan harum damar kembang (lampu minyak kelapa bersumbu kapas), aeng merra (air merah, dapat pula terbuat dari strup merah) di dalam gelas dengan bunga mawar merah dan jajan pasar yakni kue-kue yang dijual di pasar yang terbuat dari tepung beras dan dicetak menyerupai binatang. Apabila yang diundang itu orang? maka pengundang permainan itu yang harus menyediakan sesajen berupa beras yang ditempatkan di pennay (semacam kuali dibuat dari tanah dibakar), sebuah kelapa dan seekor ayam berbulu putih mulus. Dan sesajen tersebut nantinya diberikan kepada para pemain.
Ba’saba (sesajen) disediakan untuk se araksa. Dan yang menyiapkannya adalah para wanita yang suci. Maksudnya, wanita yang sedang datang bulan tidak boleh turut bekerja.
Apabila waktu dan tempat untuk melaksanakan permainan ini telah ditentukan, juga para pelakunya telah ada, serta peralatan untuk memainkan permainan Pesapean ini telah disiapkan, maka permainan pun dapat dimulai. Dalam pelaksanaannya, permainan ini diiringi gamelan sronnen, karena sronnen sebagai gamelan pengiring dari permainan Pesapean ini merupakan kesatuan. Sronnen sebagai gamelan pengiring permainan Pesapean ini terdiri dari: sebuah kendang kecil dan sebuah kendang besar, sebuah gong kecil dan gong besar, sebuah atau dua buah sronnen (semacam klarinet khas Madura).
Karena permainan Pesapean ini merupakan bagian dari pada upacara minta hujan, maka yang diutamakan adalah penyelenggaraan upacara itu sendiri. Upacara itu diselenggarakan di tengah ladang. Sebagai tanda pusat upacara, maka di sana dipancangkan anjer umbul-umbul dan di bawahnya diletakkan ba’saba yang ditempatkan di atas ancak. Di dekatnya selalu mengepul asap ke- -menyan dupa. Penduduk desa lalu mengitari tempat pusat upacara yang akan diselenggarakan.
bukannya pe-sapean itu permainan madura??
Tradisi permainan anak Madura (dan folklore Madura), di masing-masing daerah di Madura hampir ada kesamaan (bahkan ada yang sama), namun barangkali sang penulis (dalam buku Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat Madura- Jawa timur) mengambil obyek di Sumenep