Pengaruh Letak Geografis Pada Perkembangan Karakter
Sebelum kita masuk ke dalam clan lebih intens membahas pokok permasalahan tentang peran budaya dalam menemukan kembali karakter bangsa (Madura, red) yang hilang mari kita simak peringatan para pendahulu kita tentang letak geografis negara kita (termasuk Madura di dalamnya) pada posisi silang percaturan eraleksosbuddankam dunia yang sangat rentan pengaruh.
Zamrud khatulistiwa demikian para pendahulu kita menamakan Indonesia (termasuk Madura, red), berada di tengah lintasan aktivitas manusia di seantero dunia baik itu di bidang ideologi politik, ekonorni budaya pertahanan dan keamanan.
Pusat kajian Depdiknas memasukkan faktor geogralls ml sebagai bagian dan unsur terbentuknya karakter dan budaya penghuninya.
Kita lihat, di sebelah utara Zamrud ini mengintai raksasa komunis dan RRC kapitalis Jepang, Islam radikal absen. India clan Pakistan yang tak pernah aman dan pergolakan Islam.
Di selatan ada momok kapitalis dan Zionis Australia, di barat apalagi dengan kaum kapitalis, liberalis Eropa dan Amerika.
Tak kalah bahayanya di negeri Timur Afrika dengan aid dan ganjanya. Padahal pembangunan nasional yang sedang kita rancang bangun ini harus kita sinergikan dengan gerak global negara-negara tersebut.
Namanya saja Zamrud. Semua orang ngiler akan bentuk, posisi, kandungan rnineralnya, iklimnya yang sangat bersahabat, geografis ini mendukung pembentukan budaya dan karakter yang sangat bagus, andai dampak dan luar bisa bisa filter dengan balk.
Tapi pada perjalanan zarnan ternyata pergaulan dunia inisangat berdampak negatif ditandai banyaknya nilai-nilai luhur bangsa penghuni Zamrud ini yang hilang.
Penghuni Zamrud ini telah rneninggalkan budaya luhurnya, karakter andalannya dan ditukar dengan kenikmatan sesaat, yang ternyata hat tersebut seakan memang diprogramkan oleh para kaum Zionis kapitalis untuk rnenyeret kita masuk kedalam budayanya. Tuhan telah mengingatkan pula pada bangsa yang mayonitas penganut muslim ini dengan firman-Nya: ‘wa Ian tardlo aukal yahudu wa lan nashara, hatta tatta bia millatahum”.
Kepada generasi muda. mari kita lupakan kembali menemukan karakter bangsa yang hilang dengan jalan saling mengingatkan melalui kerangka pemikiran yang dilandasi oleh kearifan, ketulusan serta silaturrahim, jujur dan dedikasi kejuangan yang tinggi.