Biasanya tembhang dibaca ketika seseorang mempunyai hajat seperti akan mengawinkan anak atau yang lainnya. Ada 3 jenis jenis ternbhang yang dikenal oleh orang Madura. Yaitu .Tembhâng Macapat, Tembhâng Tengnga’an, dan Tembhâng Raja. Tembhâng Macapat terdiri dan 9 macam jenis antara lain: (i) Tembhâng artaté, (2) Ternbhâng Maskumambang, (3) Tembhâng Sénom, (4) TembhângKasmaran, (5) TemhhângSakrngét/Kénanthe, (6) Tembhâng Pangkor (7) Tembhâng Durma, (8) Tembhâng Méjhil, dan (9) Tembhâng Pucung. Tembhârig Ten gnga’an terdiri dan ada 5 jenis yaitu (1) Tenthhâng Jurudemmong (2) Tembhâng Wirangrong (3) Tembhâng Balabak (4) Tembhdng Ghambu, dan (5) Tembhâng Magattro. Adapun Tenibhâng yang terakhir adalah Tembhâng R.ajâ. Yang termasuk Tembhâng jenisinihanya ada satu yaitu Tern bhâng Giriso (Jasin; 2005).
Adapun sastra Populis, sastrainiterbagi dua yaitu Cerita Rakyat dan Syi’ir. Cerita rakyatinimengandung pesan-pesan moral dan harapan dan sering didendangkan dalam perkump ulari-perkumpulan bahkan dalam keluarga. Cerita rakyatinimerupakan bingkai dan kisah-kisah kehidupan masyarakat Madura di masa lampau. Beberapa cerita rakyat Bangkalan yang terkenal adalah cerita rakyat Jokotole dan Dewi Retnadi, Sakera, Ke’ lesap, Pangeran Cakraningrat, dan masih banyak lainnya.
Contoh yang kedua dan sastra populis adalah Syi’ir. Syi’ir merupakan rangkaian kata-kata indah yang membentuk kalimat-kalimat yang terpadu dan biasanya dibaca di pesantren-pesantren, majlis ta’lim, dan walimatul urs. Syi’it Madura tersusun dan 4 padda/biri (bans). Tiap padda terdiri dan 10 keccap (ketukan). Ti.ap akhir suara pada padda mengandung pola a — a — a — a. Isi Syi’ir bermacam-macam, bergantung dan selera dan kesenangan serta tujuan dan pembuatnya. Jenis‘-jenis Syi’ir beraneka ragam seperti Syi’ir yang menceritakan kisah nabi, cerita orang mati siksa kubur perhatian pada pend idikan, agama atau akhlak. Contoh-contoh Syi’ir adalah sebagai berikut (bersambung)
Tulisan berkelanjutan:











