Kesungguhan dalam Sikap: Belajar dari Salah Paham

anak-amadura
Anak Madura (illustrasi)

Dalam saloka Madura disebutkan “kerras ta’ ekerrès – kerras tape tada’ se eandhellaghi – ; keras tapi tidak mempunyai sesuatu yang dapat diandalkan. Atau “kerras ta’ addhu – kerras korang pamèkkèran’ – ; keras, tapi kurang pemikiran. Hal ini menunjukkan bahwa bagi orang Madura, jadi laki-laki jangan tanggung, dalam besikap ketika melakukan satu tindakan, harus dilakukan, jangan surut, sebab bersikap tanggung indentik dengan bândhu atau banci. Tapi dalam bentindak, harus dipertimbangkan dengan matang, dengan memperhitungkan dampak baik dan buruknya. (redaksi)

Mon Kerras Èpakerras Bhâi

Konsep hidup Orang Madura memiliki keterkaitan dengan cara mereka memandang dan bersikap terhadap lingkungan sekitar. De Jonge salah satunya juga menjelaskan bahwa kondisi alam Madura yang kurang subur, dan masih merupakan bagian dari rangkaian pegunungan kapur utara. Alhasil kondisi ini menyebabkan kehidupan alam di Madura menjadi sulit untuk diolah manusia. Kesulitan ini berdampak pada perilaku orang Madura yang berada dalam kondisi yang kritis dan tidak aman dalam artian untuk sekedar memenuhi kehidupan sehari-hari, utamanya makan dan minum.

Berbeda dengan masyarakat yang hidupnya telah terjamin oleh alam, dalam artian bahwa tanah subur dan air melimpah ruah, tentu menyebabkan perilaku masyarakat disana lebih tenang, santun dan tidak agresif. Dengan demikian, perlu ada upaya yang tidak sekedar upaya bagi Orang Madura, namun harus ekstra bersungguh-sungguh, supaya bisa bertahan hidup.

Dari alam yang kurang bersahabat ini, watak kerras muncul, yang kemudian diwujudkan dalam konsep ”mon kerras, pakerras sakalè Beih yang artinya dalam Bahasa Indonesia kurang lebih, jika keras harus lebih diperkeras lagi.

Praktek dari konsep ini, usaha untuk bertahan hidup di lingkungan alam Madura, tidak hanya dengan kesungguhan. Kesungguhan yang diperlukan lebih kepada kesungguhan yang benar-benar sungguhan. Kesungguhan yang setengah-setengah sangat mungkin akan mengundang apa yang disebut kegagalan, utamanya dalam proses bertahan hidup.

Response (1)

  1. semoga tulisan ini bermanfaat… kritik dan saran untuk membangun tulisan yang lebih baik, saya tunggu dan terima untuk jadi bahan penyempurnaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.