Sastra Madura  

Marlena; Senja yang Berarti

Marlena terdiam. Pikirannya mereka-reka setuju atau tidaknya tawaran Pak Jamil. Penawaran itu sebenarnya merupakan kesempatan yang baik bagi Marlena. Seandainya bukan Pak Jamil yang menawarinya, mungkin alternatif itu akan terjawab saat itu juga.

Sastra Madura  

Marlena; Mimpi-Mimpi Yang Tersisa

Hari masih pagi, ketika Marlena tiba di sekolah. Hanya beberapa orang saja yang tampak di tempat itu. Di antaranya, Pak Tahir, tukang kebun sekolah, sedang asyik menyapu halaman tanpa mempedulikan debu-debu yang beterbangan di sekitarnya

No More Posts Available.

No more pages to load.