Upacara Nadar dalam Upacara Pembuatan Garam di Sumenep (3)

Simpulan

Dari uraian di atas, dapat dikemukakan tiga hal berikut.

1)      Masyarakat  desa  Papas,  Sumenep  Madura  melestarikan  tradisi  yang  di- wariskan  oleh  nenek  moyangnya.  Mereka  bekerja  sebagai  petani  garam dan  selalu  melaksanakan  upacara  nadar  pada  saat  panen  garam.  Dalam satu tahun garam dapat dipanen tiga kali, yaitu bulan Juni, Agustus, dan September. Pelaksanaan upacara dan sesaji yang dihidangkan sesuai den- gan  aturan-aturan  yang  telah  ada.  Upacara  nadar  ini  bertujuan  untuk menghormati para leluhur yang telah mengajarkan cara membuat garam dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

2)      Nasib  baik  dan  buruk  manusia  telah  ditentukan  oleh  Tuhan,  termasuk dalam  hal pekerjaan.  Begitu  pula  banyak  sedikitnya  panen  garam  telah ditentukan oleh Tuhan. Manusia hanya bisa berharap, doa, dan berikhtiar. Berikhtiar  tidak hanya bersifat lahir, tetapi juga bersifat batin yang ber- dimensi  spiritual  keagamaan.  Upacara  nadar  merupakan  dimensi  spiri- tual.  Upacara  nadar  tersebut  berfungsi  spiritual  karena  sebagai  media penghubung  antara  manusia  dengan  kekuatan  lain  (supra  natural)  yang ada di luar diri manusia. Upacara nadar merupakan jembatan antara dunia fana dengan dunia kekal. Upacara nadar merupakan medium yang men- ghubungkan diri manusia dengan supra natural agar keselamatan tercapai. Secara vertikal upacara nadar bertujuan untuk mengungkapkan rasa syu- kur  kepada  Tuhan  dan  memohon  keselamatan  serta  menjaga  hubungan keselamatan dengan roh-roh halus yang berada di lingkungan positif, dan menghindarkan  diri  dari  bahaya  yang  berasal  dari roh-roh  jahat  yang berada di lingkungan negatif.

3)      Upacara nadar berfungsi sebagai media sosial, norma sosial, dan pengen- dali sosial. Upacara  nadar  berfungsi  sebagai  media  sosial,  yaitu  dipakai untuk  mengutarakan  pikiran, pesan,  kepentingan  dan  kebutuhan  hajat hidup orang banyak. Pesan, harapan, nilai atau nasehat yang disampaikan melalui upacara itu mendorong masyarakat untuk mematuhi warisan dari para leluhurnya. Upacara nadar juga berfungsi sebagai norma sosial dan pengendali  sosial.  Dalam  pelaksanaan  upacara  nadar  diperlukan  adanya sesaji yang merupakan simbol atau kode kebudayaan. Sesaji sebagai sim- bol  mengandung norma  atau aturan yang  mencermin-kan  nilai  atau asumsi apa yang baik dan apa yang tidak baik dalam hubungannya den- gan pelajaran sehingga dapat dipakai sebagai kontrol sosial dan pedoman berperilaku  bagi  masyarakat  pendukungnya.  Dalam  simbol terkandung pesan dan nilai-nilai luhur yang ditujukan pada masyarakat Papas Sume- nep  khususnya para petani garam. Nilai, aturan, dan  norma  tidak  hanya berfungsi  sebagai  pengatur  perilaku  antar  individu  dalam masyarakat, tetapi juga menata hubungan manusia dengan alam lingkungannya teru- tama kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.