Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Tradisi Tunangan di Jangkong, Diarak dengan Kuda

Home » Tradisi Madura » Tradisi Tunangan di Jangkong, Diarak dengan Kuda

Ditayangkan: 09-05-2016 | dibaca : 7,422 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tradisi Tunangan di Bulan AsyuroTradisi bertunangan bagi warga Desa Jangkong, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sangat berbeda dengan daerah lain. Bila lamaran tunangan atau hajatan lainnya tepat pada Bulan Asyuro, maka harus mendatangkan kuda lebih dari 27 ekor dan diarak keliling desa setempat.

“Tradisi ini sudah turun temurun dilakukan. Jika punya hajat atau bertunangan pada Bulan Asyuro, harus mendatangkan kuda hias minimal 27 ekor. Jika tidak, akan ada masalah dikemudian hari,” kata Nayatullah Bin Superrang, salah satu tokoh masyarakat setempat.

Diakui, memang jarang warga yang menggelar hajatan atau melamar gadis pada saat Bulan Asyuro, karena prosesinya membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Bahkan, bila membutuhkan kuda dalam jumlah banyak, harus mendatangkan dari luar Sumenep, semisal dari Bangkalan dan Sampang.

Kuda-kuda yang dihias itu ditunggangi oleh orang yang mempunyai hajat atau yang bertunangan beserta anak-anak dari keluarga besarnya dengan menggunakan “Pangantan Jamang” yakni bagian kepala di pasang sebuah mahkota yang di buat dari rangkaian daun nangka, dan roncean bunga melati.

Aksesoris pengantin agar tampil menarik adalah rumbaian dari roncean daun melati (to’oran dhaun malate) yang digantungkan di leher, serta dilengkapi pula sumping daun kamboja, gelang kaki dan beberapa pelengkap bawaan yang di bawa oleh pengiring.

Musik tradisional berupa saronen juga dihadirkan, sehingga acara tersebut menarik perhatian dan menjadi tontotan gratis warga setempat. Uang saweran pun mengalir saat diarak keliling desa kepada pemilik kuda-kuda hias tersebut. Bahkan, sebagai bentuk kebahagiaan, tak jarang diantara keluarga yang mempunyai hajat, berjoget dengan seorang perempuan cantik yang menggunakan pakaian adat Madura.(portalmadura)

 

 

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Busana Tradisi Rakyat Madura
  2. Topeng Dalang Madura, Teater Rakyat Paling Populer
  3. Topeng Gulur, Ritual Mensyukuri Hasil Bumi
  4. Musik Ghul-Ghul; Musik Penggetak Laju Terbang Merpati
  5. Tari Gambhuh Pamungkas, Tarian Keprajuritan
  6. Ritual Cahe, Upacara Adat Permohonan Berkah Hujan (1)
  7. Sandhur Pantel: Pembuka Pintu Langit
  8. Nadar Dalam Upacara Pembuatan Garam di Sumenep (2)
  9. Upacara Adat Pangantan Benusan di Sumenep
  10. Pelaku Carok Tergolong Sebagai Jago

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Madura Eksodus
  • Terbaru

    • Radar Madura Luncurkan Buku Carpan Madura “Tora”
    • Pelaksanaan Toktok Sering Terjadi Perselisihan
    • Tradisi Toktok Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga
    • Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
    • Putri Nelayan Masalembu, Pembawa Tumpeng Rokat
    • Rokat, Melestarikan Budaya Masyarakat Masalembu
    • Rokat, Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Kepada Tuhan
    • Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
  • Komentar Pengunjung

    • Lontar Madura on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Andre on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
  • RSS Perempuan Laut

    • "Mutiara yang Terserak" Diluncurkan
    • Inikah Penulis Perempuan Inggris Terbaik
    • Pemberdayaan Perempuan Berawal dari Pikiran Perempuan Sendiri
  • RSS Gambar Madura

    • Catatan Tersisa dari Kongres I Bahasa Madura
    • Petilasan Arya Wiraraja Di Situs Biting
    • Pantai Rongkang Bangkalan Madura
    • Pergelaran Peringatan Hari Jadi Sumenep ke 745 - 2014
  • RSS Rumah Literasi

    • Imajinasi Seorang Presiden
    • Menguak Tabir Eksistensi Melalui Film
    • Budaya Ngopi dan Cangkrukan; Antara Menumbuhkan Kebersamaan dan Perjudian
    • Sajak-sajak Moh. Rasul Mauludi

Home | Gerbang | Budaya |Tradisi | Sastra |Permainan |Wisata |Artikel |Tokoh |Peristiwa |Aneka

About Us | Privacy Policy | Daftar Isi | Nginap di Madura | Jarak Kota di Jatim | Jarak Kota Povinsi di Jatim, Madura dan Bali | Forum Madura | Sitemap

© All Rights Reserved. Lontar Madura

Close