Tradisi Ritual Samman dalam Masyarakat Madura

Ainurrahman Hidayat,

Pelaku samman ketika trans/khusuk

Madura, Islam, dan tradisi ritual keagamaan merupakan kata-kata yang sulit bahkan mustahil dipisahkan ketika masyarakat luar Madura memperbincangkannya.

Ketiga kata itulah yang memunculkan stigma bahwa masyarakat Madura merupakan masyarakat agamis dengan berbagai tradisi ritual yang bernafaskan keagamaan. Salah satu tradisi ritual-keagamaan yang semakin mengokohkan stigma masyarakat Madura sebagai masyarakat agamis adalah tradisi ritual samman. Walaupun tradisi samman telah dikenal luas seantero Nusantara, tetapi kandungan makna yang tersirat dari seluruh prosesi yang ada pada masing-masing daerah memiliki kekhasan berbeda.

Manusia sebagai makhluk religius ketika mencoba menyelami dasariah kerohaniannya sangat penting mengungkap realitas spiritual menuju Sang Ilahi. Pengembaraan tiada bertepi dalam menyingkap sisi kerohanian kodrat manusia sesungguhnya tidak hanya dilandasi oleh kekuatan kognitif, tetapi lebih dalam dari itu, yaitu proses penguatan qalbu yang dieksplorasi melalui latihan-latihan rohani.

Latihan diri oleh setiap orang dalam pemberdayaan kecerdasan spiritual begitu urgen agar kodrat spiritualitas dapat berkembang secara optimal. Latihan-latihan tersebut merupakan media penyucian qalbu, sehingga apabila sarana tersebut berhasil dilewati, maka kemampuan mengasah realitas kerohanian menuju ekstase religius akan terwujud. Salah satu sarana yang dimaksud adalah tarekat sebagaimana yang dikembangkan oleh para sufi.

Memperbincangkan aliran sufi beserta lembaga tarekatnya tampaknya tarekattarekat yang ada di pulau Garam Madura memiliki kemiripan dengan yang ada di pulau Jawa. Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di beberapa bagian pulau Madura terdapat hiburan rakyat yang populer disebut dengan samman. Samman tersebut dimungkinkan berasal dari ritualritual sufi tarekat sammaniyah, yang juga terdapat di Banten dan Aceh Tarekat Sammaniyah dalam masyarakat Madura lebih dikenal dengan istilah samman, yang selalu dikaitkan dengan seorang tokoh yang bernama Syekh Muhammad Abdul Karim al-Sammani sebagai pendiri tarekat Sammaniyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.