Tradisi Perahu Tenggelam di Pulau Kambing

Pengasingan Ragapadmi in ternyata membuat trenyuh salah seorang punggawa kerajaan yang bernama Bangsacara. Punggawa itu pun secara rutin mengunjungi Ragapadmi. Pepatah “tak kenal maka tak sayang” atau adanya cinta karena terbiasa” pun teijadi. Saking seringnya Bangsacara bertemu Ragapadmi, akhirnya Bangsacara jatuh hati. Bahkan Bangsacara benar-benar tidak peduli dengan penyakit yang diderita Ragapadmi. Anehnya, ketika kata-kata “cinta” itu diucapkan Bangsacara, tiba-tiba saja Ragapadmi sembuh penyakitnya. Kulitnya kembali mulus dan wajahnya kembali cantik. Raja Bangkalan yang mendengar Ragapadmi telah sembuh akhirnya merninta Ragapadmi untuk kembali ke istana. Tapi permintaan Raja Bangkalan ini ditolak Ragapadmi. Bahkan, permaisuri cantik itu memutuskan untuk tetap tinggal di Pulau Kambing.

Bagsacarapun akhirnya kawin dengan Ragapadmi. Mereka hidup rukun dengan anak cucunya di pulau yang akhirnya terkenal dengan nama Pulau Kambing. Dan ketika mereka meninggal, keduanya pun dimakamkan di pulau itu.

Keturunan Bangsacara Ragapadmi dan masyarakat sekitar hingga saat mi sangat percaya bahwa Pulau Kambing memiliki kekuatan magis dan merupakan tempat untuk mengusir kesialan. Tetapi entah kenapa wujud mengusir kesialan itu harus dilakukan dengan cara menenggelamkan perahu. Tak ada yang tahu.

dari Buku Sajen dan Ritual Orang Jawa

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.