Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Sintung Media Penyatuan Diri pada Sang Pencipta

Home Sintung Media Penyatuan Diri pada Sang Pencipta

Ditayangkan: 08-02-2012 | dibaca : 12,084 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

oleh Lilik Rosida Irmawati

Kesenian Sintung merupakan satu-satunya kesenian yang bernafaskan Islam tanpa dicampuri oleh unsur budaya lainnya. Seni tradisional ini berasal dari desa Tamba’ Agung Barat, kecamatan Ambunten.  Sintung adalah perpaduan yang sangat kompleks dari semua jenis unsur seni, yang meliputi seni tari, seni musik, dan olah vokal. Pada unsur seni tari,  kekuatan Sintung terletak. Gerakan-gerakan hasil dari modifikasi hadrah, gambus dalam gerak rancak, dinamis dan gerak hidup yang dimainkan oleh para penari, mampu menciptakan tontonan menarik dan memukau.Dari segi historis, kesenian Sintung ini berasal dari Asia Tengah, yaitu semenanjung Arabia.

Kesenian ini dibawa oleh para pedagang Gujarat (India), bersamaan dengan misi mereka yaitu menyebarkan agama Islam. Dari arah Sumatera, tepatnya Aceh, perjalanan kesenian ini terus menuju ke arah timur pulau Jawa, dan akhirnya sampai ke dataran pulau Madura. Di kampung Prompong, kecamatan Rubaru inilah , sekitar abad XVIII berdiri sebuah pesantren.Di pesantren Prompong, Rubaru inilah kesenian Sintung diajarkan kepada para santri. Diantara para santri tersebut ada yang berasal dari desa Tamba’ Agung Barat, yang secara kebetulan mempunyai hubungan kekerabatan.

Dan dari generasi ke generasi, kesenian Sintung ini diajarkan dan dilestarikan. Adapun K. Ridwan dan K. Talibin, adalah penata gerak (kreografer) yang paling terkenal pada jamannya, beliau berdua yang meletakkan dasar-dasar tari pada kesenian Sintung. Kesenian ini cepat mendapat respon dari masyarakat, karena  banyak membawa pesan-pesan yang Islami.Kata  Sintung merupakan akronim dari rangkaian kata “wang-awang sintung”, “wang-awang” mempunyai arti mengangkat kaki, dan kata sin berasal dari bahasa Arab, berarti bergembira ria. Sedangkan tung, merupakan kepanjangan dari kata settung (satu). Secara gamblang dapat diartikan bahwa Sintung adalah refleksi jiwa, ungkapan kegembiraan yang diekspresikan dengan cara mengangkat kaki, bergembira ria sambil melompat-lompat disertai pembacaan shalawat dan barzanji. Gerak tarian dan nyanyian (shalawat dan barzanji) tersebut, hanya ditujukan pada satu Zat yang menguasai alam semesta, yaitu Sang Khalik, Sang Maha Pencipta dan Sang Maha Kuasa.

Pages: 1 2 3 4

Baca Juga :
  • Sekitar Seni Tutur Madura dan Upaya Revitalisasi
  • Dari Nama Sampai Kejayaan Kerajaan Bangkalan

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Serangan Final Belanda Besar-Besaran Ke Sumenep
  2. Dengan Kesenian Mengembalikan Fantasi Madura
  3. Pangeran Saccadiningrat III (Raja Sumenep X)
  4. Pemerintahan Ronggo Sukowati Awali Sejarah Pamekasan
  5. Sumenep Setelah Pemerintahan Yudonegoro
  6. Hari Jadi Kota Sampang Mengacu pada Situs Rato Ebuh
  7. Reformasi Administrasi Belanda bagi Kaum Ningrat Madura
  8. Ratu Ibu Sampang
  9. Bupati Pamekasan Menentang Kebijakan Jepang
  10. Sumenep Masa Pemerintahan Raden Ayu Tirtonegoro

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    Musik Saronèn
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2018/10/Saronen-Sarka.mp3
    Irama "Sarka'" Musik Tradisi Madura
  • Terbaru

    • Bhuju’ Tamonè, Menjauhkan Ari-ari dari Tanah
    • Rokat Tase’ Bentuk Syukur kepada Tuhan
    • Pendapat Ahli Tentang Labãng Mèsem
    • Meluruskan Makna Labãng Mèsem
    • Sekitar Penyebutan Labãng Mèsem
  • Komentar Anda

    • ZDNE on Madura dalam Gelombang Reformasi
    • Lontar Madura on Kirab Perahu Hias di Pulau Poteran
    • henri nurcahyo on Kirab Perahu Hias di Pulau Poteran
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Kisah Putri Nandi dari Sampang
  • Marlena
    Klik dan baca resensinya

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close