Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Sekitar Seni Tutur Madura dan Upaya Revitalisasi

Home » Artikel Budaya » Sekitar Seni Tutur Madura dan Upaya Revitalisasi

Ditayangkan: 21-10-2008 | dibaca : 16,013 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

[junkie-alert style=”grey”] D. Zawawi Imron

Kepulauan Madura adalah bagian dari Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur yang terdiri dari empat Daerah Tingkat II Kabupaten, yaitu Kabupaten Bangkalan yang terletak di ujung barat pulau, dan secara berurutan ketimur ialah, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan yang di ujung timur ialah Kabupaten Sumenep.Secara astronomis Madura terletak antara 6O lintang selatan dengan 7O lintang selatan, dan antara 112O bujur timur dengan 116O bujur timur. Sedangkan yang termasuk kepulauan Madura, atau eks Keresidenan Madura ialah 65 pulau yang mengelilingi pulau Madura, antara lain pulau Mandagil (pulau Kambing), Gili Raja, Gili Genting, Pulau Poteran, Gili Iyang, pulau Sepudi, pulau Raas, pulau Tonduk, pulau Waguwa, pulau Komerean, pulau Kangean, pulau Saobi, pulau Maslembu, pulau Karamean dan lain-lain. [/junkie-alert]

Semua pulau-pulau itu dihuni oleh penduduk yang disebut orang Madura atau suku bangsa Madura, kecuali di beberapa pulau kecil, seperti di Pagerungan Besar, pulau Araan, pulau Sapeken, pulau Sakala dan lain-lain yang berpenduduk berasal dari keturunan Bugis dan Mandar yang sebagian besar masih menggunakan bahasa nenekmoyangnya.Jumlah pemakai bahasa Madura mencapai sejumlah 9.000.000 orang (Hariyadi, 1981). Pemakai Bahasa Madura selain terdapat di wilayah Kepulauan Madura banyak terdapat di wilayah eks Karesidenan Besuki, pantai utara eks Keresidenan Malang dan di beberapa kota dan daerah lain di Jawa Timur. Bahkan pada tahun 1850 jumlah orang Madura di daerah Jawa Timur sudah lebih banyak dari yang berdiam di pulau Madura sendiri (De Jonge, 1989: XII).

Legenda pernah mengungkapkan bahwa zaman pra sejarah pulau Madura itu hanya berpenghuni kera dan bermacam margasatwa (Zainalfattah, 1951). Baru setelah Bendoro Gung, seorang puteri dari keraton Medangkamulan, dengan puteranya bernama Raden Segoro terdampar di Kamal, konon pulau iti mulai berpenghuni manusia.Sari sebuah cerita legenda kita mamang tidak bisa menetapkan sebuah kesimpulan. Meskipun demikian bahwa, suku bangsa Madura tidak termasuk etnis yang teramat tua. Bisa dilihat dengan tidak akanya peninggalan-peninggalan sejarah di Madura yang umurnya tidak lebih 15 abad.

Dengan demikian sebelum bukti-bukti arkeologis yang lebih lawas (arkais) ditemukan, ada kecenderungan bahwa suku bangsa Madura adalah suku bangsa yang muda.Sedangkan pemerintahan yang berbentuk kadipaten pertama di Madura dimulai sekitar bulan Oktober 1269. Berdasarkan hasil seminar, Bermula Arya Wiraraja menjabat sebagai adipati di Madura, ditetapkan tanggal 31 Oktober 1296. (Sukarta K Atmadjaya, 1989). Sebelum itu, Madura hanya diperintah oleh Akuwu, yang nama-namanya tidak pernah dicatat oleh sejara.

Catatan sejarah pulau Madura di masa purbakala tak ada peninggalan-peninggalan arkais yang cukup berarti. Kitab tertua yang pernah menyebutkan pulau itu adalah buku Paraton yang ditulis antara tahun 1475 samapi dengan 1485.

Setiap daerah dengan etnisitasnya selalu mempunyai khazamah kesenian sendiri. Pulau Madura juga mempunyai aneka ragam kesenian. Penelitian tentang aneka macam kesenian Madura pernah dilakukan oleh Helene Bouvire, dalam rangka menulis desertasi doktornya. Desertasi itu sudah terbit dan terpilih sebagai buku terbaik di Perancis, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku itu membicarakan aneka ragam kesenian Madura setebal 700 halaman.

Dalam makalah ini tidak mungkin dibicarakan kesenian Madura secara luas. Saya ambil beberapa saja yang berkaitan dengan sastra tutur, dengan upaya merevitalisasinya dalam konteks kekinian.

Pages: 1 2 3 4 5

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Islam dan Budaya Madura
  2. Eksistensi dan Fenomena Bahasa Madura
  3. Madura Yang Patuh; Kajian Antropologi Budaya Madura
  4. Madura Masa Lalu, Kini dan Masa yang Akan Datang (1)
  5. Adat Buat Tangah Cara Redam Emosi Perselisihan
  6. Penyebaran Islam di Sumenep dan Perkembangannya
  7. Apakah Carok Budaya Orang Madura
  8. BerMadura dengan Cara Baru
  9. Marginalisasi Bahasa Madura dan Usaha Pengembangannya
  10. Ke(blater)an: Sebuah Konstruk Lokal yang Tersisa

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Madura Eksodus
  • Terbaru

    • Radar Madura Luncurkan Buku Carpan Madura “Tora”
    • Pelaksanaan Toktok Sering Terjadi Perselisihan
    • Tradisi Toktok Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga
    • Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
    • Putri Nelayan Masalembu, Pembawa Tumpeng Rokat
    • Rokat, Melestarikan Budaya Masyarakat Masalembu
    • Rokat, Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Kepada Tuhan
    • Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
  • Komentar Pengunjung

    • Lontar Madura on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Andre on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
  • RSS Perempuan Laut

    • "Mutiara yang Terserak" Diluncurkan
    • Inikah Penulis Perempuan Inggris Terbaik
    • Pemberdayaan Perempuan Berawal dari Pikiran Perempuan Sendiri
  • RSS Gambar Madura

    • Catatan Tersisa dari Kongres I Bahasa Madura
    • Petilasan Arya Wiraraja Di Situs Biting
    • Pantai Rongkang Bangkalan Madura
    • Pergelaran Peringatan Hari Jadi Sumenep ke 745 - 2014
  • RSS Rumah Literasi

    • Pendidikan Dalam Perspektif Pemberdayaan
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 2)
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 1)
    • Eksaina Bertabur Juara dari MIN 1 Sumenep

Home | Gerbang | Budaya |Tradisi | Sastra |Permainan |Wisata |Artikel |Tokoh |Peristiwa |Aneka

About Us | Privacy Policy | Daftar Isi | Nginap di Madura | Jarak Kota di Jatim | Jarak Kota Povinsi di Jatim, Madura dan Bali | Forum Madura | Sitemap

© All Rights Reserved. Lontar Madura

Close