Makna Sekep dan Nilai Pusaka Madura

Keampuhan pusaka sering ditunjukkan oleh para pelaut Madura ketika terperangkap kedatangan angin puting beliung (ola’ taon, Mdr) yang menghadang ditengah lautan. “Ola’ taon merupakan pusaran angin yang membentuk memanjang dari atas kebawah, seperti ular naga yang siap melumat benda-benda apa saja yang berada dibawahnya.

Ola’ taon, biasanya muncul pada akhir atau awal tahun, yaitu ketika menjelang musim pemghujan turun. Ola’ taon ini sangat ditakuti oleh para nelayan. Sebab apabila pusaran angin tu menukik dan menyentuh laut, maka akan terjadi pergolakan gelombang laut yang bakal memporak-porandakan perahu atau kapal yang berlayar. Meski demikian, para awak pada umumnya telah membekali diri untuk menghalau pusaran angin “Ola’ taon” itu. Yaitu apabila tampak benda gas itu menghadang disekitarnya, dengan kemampuan pusaka (biasanya berbentuk keris) lalu diarahkan pada angin raksasa itu (tentu dengan amalannya), maka putuslah tubuh “Ola’ taon” dan berpencar serta menghembus kearah daratan. Suatu keanehan, bila pusaran angin itu pecah, maka tidak akan menimbulkan bahaya, baik dilaut maupun di darat.

Jadi makna sekep, baik dalam bentuk senjata tajam atau bentuk benda lainnya mengandung arti luhur, bukan untuk mencelakakan orang lain, namun semata-mata sebagai isyarat agar lebih waspada dan hati-hati, bukan untuk bersikap sombong, egois atau gagah-gagahan sebagaimana kerap terlihat visualisasi selama ini.

Sebenarnya sekep mempunyai filsafat tersendiri, yaitu pada umumnya sekep diselipkan dipinggang dalam posisi kebawah (merunduk), yaitu bagian yang tajam berada dibawah. Hal ini mengisyaratkan agar pemilik (pemakai) nya selalu memperhatikan kebawah. Namun kenyataan yang sering terlihat, justru posisi tangkai yang berada diatas, dimanfaatkan untuk mempercepat proses pencabutan. Hal ini tentu, pihak pemakai hanya kenal wujud dan fisiknya saja, namun belum mengerti makna dan hakekat senjata disekep.

Kalangan orang Madura tradisional, mengatakan “ Tulang rusuk laki-laki barisan kiri itu kurang jumlahnya, tidak lengkap seperti barisan tulang rusuk bagian kanan, karena sepotong tulang sudah diambil dan dijelmakan menjadi perempuan. Untuk memenuhi kekurangan itu, seorang laki-laki akan utuh setelah dilengkapi sekep (celurit) mirip tulang rusuk”.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.