Sandhur Pantel: Pembuka Pintu Langit

Pementasan pertama biasanya ber-durasi sekitar 3 s/d 4 jam, setelah pementasan itu  dilanjutkan lagi dengan melantumkan bait-bait pujian dan doa, para penari pada babak kedua melakukan gerak ragam yang sama, adapun  bait-bait yang dilantumkan adalah, hardham, hardham renang, nedham, alam adi tobat, hardham, set-iset farhong, nang-rennang farhong, farhong rennnang.

Dalam setiap pementasan, selalu disediakan sesaji yang dijadikan satu dalam sebuah nyiru  (ancak). Dalam (nyiru) ancak yang dihiasi oleh janur, disediakan berbagai macam sajian, antara lain kelapa gading, bermacam jajan pasar (kue basah), kue kering (rengginang, kripik, peyek), nasi dan panggang ayam (dibungkus, dibentuk kerucut), serta roncean jagung dan kacang. Selain itu disediakan pula bahan pakaian (kain) untuk rampatan (sesaji pakaian). Adapun bahan pakaian yang disediakan dalam bentuk pakaian anak-anak, remaja, orang dewasa serta sarung dan kain panjang. Semua bahan pakaian tersebut mempunyai warna yang berbeda, yaitu merah, kuning, putih, hitam dan hijau. Tidak ketinggalan dalam ancak tersebut disajikan pula roncean kembang.

Untuk bahan pakaian dan kain panjang, dipersiapkan yang masih baru. Setelah pementasan, semua bahan pakaian di simpan kembali. Apabila akan diadakan pementasan lagi, maka semua bahan pakaian tersebut di cuci untuk selanjutnya dipergunakan kembali dalam pementasan. Konon, semua bahan pakaian, sarung dan kain panjang haruslah baru, karena ini diperuntukkan bagi makhluk dari alam lain agar tidak mengganggu kehidupan manusia yang di rokat (ruwat), yaitu dengan cara memberikan pakaian yang masih baru.

Adapun pakaian yang dikenakan pada saat pementasan ialah, para penembang wanita memakai kain panjang dipadu dengan  kebaya sono’, (kebaya tanpa kancing depan), para penari memakai busana pesa’, celana komprang hitam, baju longgar hitam, di bagian pinggang dililitkan kain panjang yang di lipat. Sementara itu para nayaga (pengrawit), biasanya memakai seragam yang sama.

Response (1)

  1. Kebudayaan Madura harus dilestarikan, agar tidak lekang dimakan usia, karena di jaman ini sudah banyak sekali kaum muda yang tidak mempedulikan lagi kebudayaan leluhurnya,,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.