Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Madura

Sebenarnya titik fokus pendidikan anak bukanlah di lingkungan masyarakat clan sekolah, melainkan ketika anak berada di lingkungan keluarga (pendidikan keluarga). Masyarakat dan sekolah hanya merupakan bagian pelimpahan tanggung jawab dari keluarga. Dengan kata lain, seorang anak yang menapaki sekolah hingga tingkat manapun hampir bisa dipastikan mendapat dukungan yang optimal dari keluarga.

Terkait dengan taraiiformasi nilai dan budaya serta tarlpa bermaksud mengurangi peran lingkungan masyarakat dan sekolah, maka keluarga adalah lingkungan belajar yang paling penting bagi anak. Keluarga merupakan wadah awal dalam setiap perkembangan moral anak. Dalam hat ini orang tua adalah guru pertama dan paling berpengaruh bagi anak. Orang tua yang memupukkan harapan dan perhatian atas pendidikan sang anak terutama pada bimbingan pendididkan agama dan sopan santun. Karena itu, orang tua harus punya arah dan konsisten dalam mendidik anak.

Arah, dalam arti orang tua harus memebimbing anak secara filosofis menuju pada tujuan akhir yang mana? Konsisten artinya kita sebagai orang tua harus ajek menerapkan nilai-nilai yang kita tanamkan pada diri anak dengan cara memberikan contoh yang baik (uswatun hasanah). Semua maflmm bahwa sebagai masyarakat Madura, kita identik dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, disamping budaya­budaya lokal madura yang hendak kita tanamkan, seyogyanya kita terlebih dahulu menanamkan nilai-nilai agama secara manusiawi pada diri anak.

Mewacanakan nilai-nilai religius dalam masyarakat lokalmadura, maka menjadi kepastian membahas nilai-nilai keligius Islami. Hal ini berkenaan dengan populasi penduduk yang sekitar 98%beragama Islam. Sebagai contoh yakni populasi penduduk Kabupaten Sumenep berdasarkan agama seperti yang diambil dari situs resmi Pemkab Sumenep ( www.sumenep.go.id):

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.