Kontekstualisasi Islam
Hingga saat ini belum ada informasi yang akurat mengenai sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Kangean. Salam (1962) menginformasikan tentang proses islamisasi Pulau Kangean yang dilakukan oleh penyebar Islam yang berpusat di Pesantren Sunan Giri. Proses Islamisasi ini setidaknya mempunyai jaringan yang berjenjang. Pertama, ajaran Islam berinteraksi dengan kebudayan Arab, Mesir, Persia dan India.
Kedua, ajaran Islam tahapan pertama berinteraksi dengan pusat-pusat penyebaran di Nusantara. Ketiga, ajaran Islam yang merupakan akumulasi dari kebudayaan internasional dan nasional itu berinteraksi dengan kebudayaan lokal. Setidaknya dalam perjalanan budaya itu terdapat kontekstualisasi ajaran yang ujung-ujungnya menjadi Islam Lokal dan kesulitan membedakan wilayah ajaran Islam yang bersifat doktrin dan wilayah Islam yang bersifat dialektis. Batas antarkedua wilayah itu sering menimbulkan perdebatan yang tidak jarang terjebak pada atribut kawan dan lawan, bahkan ‘kafir’ dan ’beriman’ ketika dikonstruksi oleh pemuka agama dengan legitimasi kultural.