Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Raden Musaid: Sang Sastrawan Besar dari Madura

Menuju > Home | Tokoh Madura | Raden Musaid: Sang Sastrawan Besar dari Madura

Ditayangkan: 15-07-2012 | dibaca : 5,720 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Semangat Beragama yang Menjadi Pelita

Raden Musaid yang budayawan dan cendikiawan memiliki kedekatan dengan Kyai Haji Mas Mansur yang berdarah Sumenep, dalam berbagai biografi disebutkan bahwa KH Mas Achmad Marzuki (ayahanda Mas Mansur) terhitung masih keturunan dari bangsawan Sumenep. Sebagai ulama muda yang kharismatik Kyai Haji Mas Mansur berhasil membawakan kehalusan dakwah yang menyentuh sehingga memberi pengaruh yang luarbiasa kepada pribadi Raden Musaid, beliau memilih jalan yang tidak biasa ditempuh oleh kebanyakan budayawan dan kaum adat yang mengambil jarak atas gerakan dakwah, semangatnya justru meluap – luap untuk mengikuti cara beragama yang diajarkan oleh mas mansur yang berusaha menempatkan agama dan budaya secara proporsional tanpa mengesampingkan adat / budaya yang bersendi syara’ dan berpilar kitabullah.

Raden Musaid menjadi penggerak pengembangan Muhammadiyah di Sumenep, beliau secara tegas menolak dikotomi NU-Muhammadiyah, menurutnya NU-Muhammadiyah atau Ormas keagamaan lainnya sama – sama bisa menjadi jembatan pergerakan berbasis keagamaan yang bisa mengantarkan ummat menggapai pencerahan spiritual. Dukungan untuk mengembangkan Muhammadiyah di Ujung timur Pulau Madura itu datang dari keluarga besarnya juga dari Kyai Haji Mas Mansur yang menjadi konsul Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya dan kemudian terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Muhammadiyah (1937 – 1943).

R. Muhammad Saleh Werdisastro, Berkarya Hingga Tutup Usia

Semangat untuk mengikuti jejak perjuangan dan pergerakan sang ayah menitis dalam jiwa Muhammad Saleh Werdisastro, salah seorang putera Raden Musaid yang pada akhirnya terkenal sebagai salah satu putera Sumenep yang mendapatkan pengakuan dari Pemerintah sebagai Pahlawan Nasional.

Muhammad Saleh Werdisastro memulai karir sebagai pendidik dan aktivis Muhammadiyah selanjutnya beliau mulai menapaki berbagai karir dengan cemerlang tanpa meninggalkan panggilan jiwanya sebagai pendidik dan aktivis pergerakan. Bakat dan jiwa perjuangannya terasah sejak memimpin kepanduan Hizbul Wathon di Madura, Karirnya sebagai prajurit bermula dengan bergabung dalam laskar hizbullah kemudian bergabung sebagai milisi PETA dan terpilih sebagai Dai Dancho (Komandan Batalyon) Dai Yang II Yogyakarta pada tahun 1943 bersama dengan beberapa tokoh lainnya seperti Soedirman (Kemudian menjadi Panglima Besar TNI), Kyai Muhammad Idris, Kyai Doeryatman, Soetaklaksana, Kasman Singodimejo, Moelyadi Djojomartono, dan lain-lain. Setelah PETA dibubarkan maka mulailah Karirnya sebagai politisi dengan menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah Yogyakarta (1945) dan dikukuhkan sebagai anggota KNIP (1946).

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
  • Jumlah Pengunjang

    • Asal Usul Leluhur Orang Madura - 91,838 views
    • Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep - 48,468 views
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan - 42,265 views
    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya - 38,269 views
    • Puisi Madura: Abdul Gani - 35,386 views

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close