Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Posisi Bangsawan Madura Era Penjajahan Belanda

Menuju > Home | Sejarah Madura | Posisi Bangsawan Madura Era Penjajahan Belanda

Ditayangkan: 01-06-2012 | dibaca : 9,035 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Penguasa kolonial juga percaya bahwa Pangeran Mangku Adinegoro, saudar a calon bupati, anak panembahan yang meninggal tahun 1847, yang menerima uang pensiun f6.191 tetapi tidak mempunyai kedudukan karena tidak dapat membaca dan menulis—bahkan huruf Jawa—ikut pula terlibat. Orang lain yang dicurigai adalah Raden Arlo Ronokusumo, anak dan panembahan yang meninggal dunia tahun 1862, jadi masth saudara panembahan yang baru-baru mi meningg al, dan ia digambarkan sebagai laki-laki yang “amoral, dan diperbudak judi”.

Raden yang terakhir itu masih fam iii dekat dengan Raden ArioSunio Adiningrat karena Seo rang saudara perempuannya menikah dengan Raden ArioSunio Adiningrat, sedangkan saudara perempuannya yang lain menikah dengan Raden ArioSujono AdisurioKonspirasi itu ditujukan kepada pejabat-pejabat pribumi dalam administrasi baru kolonial dan juga penguas a Belanda. Peristiwanya diawali dengan pembuatan sur at-surat dan kartu-kartu oleh orang-orang itu dan dijat uhkan dengan alamat kepada residen, asisten residen, calon bupati, dan ratu (janda panembahan terakhir). Keteg angan di lingkungan bangsawan sudah tercium oleh pen guasa dan secara langsung menaruh kecurigaan kepada Raden ArioSurio Adiningrat, yang pemah ditolak penga ngkatannya menjadi Bupati Bangkalan. Dia juga dicatat sebagai penentang penguasa kolonial, karena dia mengab aikan undangan untuk menghadiri upacara periyambuta n kedatangan asisten residen baru di Bangkalan, d’Engelb ronner. Ditambahkan pula, dia tidak mau menyambut Idul Fitri di rumah calon pangeran bupati.

Sementara itu, anaknya, Raden ArioSuryengalogo, yang berumur 38 tahun dan mantan wêdono, telah dicatat sebagai penyebar desas-desus di majalah berkala berbahas a Melayu, Pemberita Baroe, tanggal 6 September 1882, dan di terbitan berkala Belanda Het Indisch Vaderland pada tanggal 23 Juni dan tanggal 3 Juli 1883, dengan mengangg ap bahwa dirinyalah yang akan diangkat menjadi Bupati Bangkalan. Ditambahkan pula, dia berselisih dengan ibu mertuanya, yakni Sang Ratu, sejak perkawinannya den gan anak perempuannya, hanya karena masalah sepele. Dia melarang orang-orang di désa apanage-nya yang memp unyai petemakan tiram menyerahkan tiram itu ke istana. Malahan, dia menyuruh mengirimkan tiram itu ke istrin ya untuk dibuat hidangan kesukaannya. Anaknya yang lain, Raden Sujono Adisurio, dicurigai karena surat-surat yang dibuat itu menggunakan logat bahasa yang biasa dig unakan oleh anggota-anggota barisan, seperti hip-hip hoer a, loesir (lageren, rakyat jelata), djaloes (jaloersch, in hati), dan ouzok (oude sok, kaos kaki butut).

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
  • Jumlah Pengunjang

    • Asal Usul Leluhur Orang Madura - 91,808 views
    • Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep - 48,459 views
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan - 42,262 views
    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya - 38,255 views
    • Puisi Madura: Abdul Gani - 35,375 views

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close